18- Sedikit Cerita

43 6 2
                                    

Tak terasa sudah dua puluh sembilan hari, aku menjalankan ibadah puasa. Hari ini adalah hari terakhir, hari ke tiga puluh. Alhamdulillah Aku bersyukur puasa tahun ini berjalan dengan lancar.

Clung.. clung.. clung.. notifikasi itu mengganggu makan sahurku.

"Siapa sih berisik banget. Ganggu aja" batin ku.

REISDA (Remaja Islam Al-Huda)

Renald : Jangan lupa setelah subuh semua berkumpul di Masjid untuk pembagian zakat fitrah.

Syaffa : Masih ngantuk.

Sharen : Mau cari baju lebaran.

Renald : apa Syaffa perlu tak gendong dulu.

Renald : mana ada beli baju lebaran habis subuh. Punya sepupu kok pekok gitu.

Fatah : masih pagi udah pacaran aja nald.

Berisik kalian. Ganggu orang makan.

Renald : nggak mau tahu ya. Pokoknya harus bantuin setelah subuh. Jangan sampai Pak Haji marah.

Doni : iya iya berisik banget pak ketua.

Iya nald.

***

Setelah Sholat Subuh di masjid, kali ini aku tak langsung pulang karena harus bertugas membagikan zakat fitrah.

"Apakah semua sudah berkumpul?" Renald membuka suara.

"Kurang Ajeng sama Risa dia baru OTW tadi, bentar lagi paling sampai."jelas Sharen.

"Nah itu dia"kata ku sambil menunjuk Ajeng dan Risa yang berjalan menuju masjid.

"Oke kalau begitu segera kita mulai pembagian tugasnya. Biar lebih cepat selesai kali ini kita bagi aja sesuai dengan wilayah RT masing-masing. Bawa berasnya nggak usah banyak-banyak, kasihan kalian nanti berat, terutama buat yang cewek. Nanti setelah pembagian silakan laporan ke Taveesha milik siapa saja yang sudah diserahkan. Dan satu lagi setelah pembagian selesai kita kumpul sebentar buat bahas takbiran nanti malam."

"Yaa" semua remaja masjid menjawab kompak.

Mereka lalu mulai menjalankan tugas sesuai arahan dari Renald, selaku ketua. Aku adalah sekretaris remaja masjid jadi wajar jika ditugaskan untuk mencatat di sini. Di sini, di serambi masjid tinggal aku berdua dengan Renald. Di dalam, ada beberapa bapak takmir yang sedang berbicara serius entah membahas apa, karena aku tidak ingin ikut campur.

"Ehmm.." Renald berdehem memecahkan keheningan diantara kami.

Aku yang sedang sibuk menyiapkan catatan untuk laporan pembagian zakat menengok ke arahnya.

"Gimana kamu sama Kaevan, nggak lagi ada masalah kan"

Renald kembali mengingatkan ku pada Kaevan. Sosok yang saat ini entah berada dimana dan bagaimana kondisinya pun aku tak tau.

"Baik. Kalau Aku sih nggak pernah berniat mencari masalah sedikitpun, tapi kalau Dia nggak tau."

"Kok gitu? Kenapa sih? Ada masalah? Kalau ada masalah mbok ya cerita sama aku. Aku juga temanmu Sha."

"Sudah tiga bulan, Nald." Aku mengawali pembicaraan ku dengan sedikit ragu.

"Kenapa Sha? Lanjutkan aja, aku nggak ember orangnya."

Ilusi Cinta [Selesai] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang