Sudah hampir satu minggu Kaevan selesai menjalani Praktik Kerja Industri, kini aku dan dia sudah berada di satu kota. Walau begitu aku belum pernah bertemu dengannya di dunia nyata untuk kali ke dua.
Drrrttt.... Drtt ....
Getaran notifikasi dari ponsel ku ikut menggoncang meja ruang tamu.
Renald : Sha nanti malam ke pasar malam yuk.
Mau ngapain? Kayak anak kecil.
Renald : Pasar malam nggak buat anak kecil aja kali.
Nggak mau. Aku nggak punya uang. Libur sekolah gini nggak dapat uang saku.
Renald : Santai kalau pergi sama Renald itu nggak harus bawa uang.
Artinya mau dibayarin? Kalau gitu aku mau.
Renald : Aku nggak bilang gitu ya. Gini aja deh, asal bensin motor full dan ada duit parkir udah bisa kita jalan.
Nggak mau kalau cuma berdua.
Renald : Idih siapa juga yang bilang. Kamu aja kali yang ngarep, nanti aku ajak Sharen juga.
Nggak ya. Tapi janji nggak boleh ketemuan sama gebetan!
Renald : Kalau aku sih enggak, kalau teman mu itu tak tau sih. Dia kan selalu manfaatin kesempatan buat ketemuan tanpa diketahui Ibunya.
Iya juga sih. Tapi kamu janji nggak boleh ketemuan. Awas aja aku jadi nyamuk.
Renald : Siapa suruh jomblo. Yaudah sampai ketemu nanti. Biar di jemput Sharen habis isya ya.
Okey Nald.
Malam nanti aku akan pergi ke pasar malam bersama Renald dan Sharen. Sebenarnya kita biasa jalan bertiga sekedar menghilangkan gabut, walau kadang hanya nongkrong nggak jelas di taman kota sembari mengomentari orang pacaran. Kami bertiga memang jomblo jadi mungkin karena itu kita jadi suka mengomentari orang pacaran. Walaupun kita sudah sering jalan bareng tapi ini kali pertama aku dan mereka pergi ke pasar malam. Saat liburan sekolah seperti ini memang selalu ada pasar malam di Alun-alun Utara.
***
Kali ini aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke pasar malam. Aku mengenakan celana jeans warna hitam dan kaos berwarna maroon. Setelah itu aku menunggu Sharen di gazebo rumahku. Sebuah motor Honda Vario berhenti di depan pagar rumahku, aku lalu menghampiri nya.
"Lho Renald mana?"
"Dia mau beli kuota dulu nanti kita ketemu di parkiran."
"Oh gitu, yaudah yuk."
Setelah aku naik ke motornya, Sharen lalu melajukan motor itu menuju Alun-alun Utara. Kami lalu memilih tempat parkir dan menunggu Renald di sana. Sekitar lima menit kemudian, sebuah sepeda motor berhenti di dekat kami, akhirnya dia datang.
"Maaf lama beli kuota dulu udah limit."
"Iya nggak apa-apa," jawabku santai.
"Mau ke mana ni?" tanya Sharen.
"Muter-muter aja dulu," saran Renald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi Cinta [Selesai] ✓
Teen Fiction[REVISI] Ini bukan kisah cinta 2 remaja yang berada si satu sekolah yang sama. Bukan pula kisah cinta yang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda, namun ternyata ada pula yang mengalami nya. Semua yang ku p...