05. The Gift

3.8K 481 124
                                    

Jakarta, 4 Mei 2020

Lusa lalu, anakku lahir. Seperti yang sudah diprediksi, dia seorang putri. Cantik, bukan hanya kataku, semua orang yang melihatnya pasti akan berkata begitu.

Kelahiran putriku tentu saja menjadi kebahagiaan untukku saat ini, tetapi ada satu hal yang membuat kebahagiaan ini rasanya berkali-kali lipat.

Suamiku, akhirnya dia mau menerima anak ini hadir dalam keluarga kami. Dia mengatakan jika dia bersedia merawat anak kami bersama-sama. Saat kutanya mengapa dia secara tiba-tiba menyetujuinya, dia menjawab karena dia luluh melihat polosnya bayi yang baru kulahirkan itu. Dia terpesona saat pertama kali melihat putri kami. Dia pun sepenuhnya mendampingiku untuk menjalani proses persalinan kemarin.

Tentu saja, aku bahagia dengan ini. Rasanya tidak sia-sia kesabaranku selama ini. Pada akhirnya aku mendapatkan keduanya, suamiku dan putriku, sehingga aku bisa membangun keluarga yang lengkap dan bahagia.

Orang-orang pun datang, satu persatu memberiku selamat. Paling banyak teman suamiku, karena dia memang orang yang punya sangat banyak relasi. Mereka terkejut, ketika tahu istri dari relasinya ini tiba-tiba melahirkan. Yah, karena pada awalnya Mark ingin merahasiakannya kan, tetapi tidak lagi sekarang.

Aletheia Eirene Lee, nama yang begitu saja dicetuskan olehku dan suamiku saat perawat menanyai apa nama yang akan diberikan kepada anakku ini. Mark tahu aku menyukai mitologi Yunani, dia juga memikirkan nama dari hal yang sama rupanya.

Aletheia adalah seorang dewi yang melambangkan kebenaran, kejujuran, dan ketulusan. Mark memikirkan nama ini, karena dia pikir anak ini yang menunjukannya jalan yang benar, dan membuatnya jujur akan perasaannya sendiri, bahwa dia juga menyayangi anak yang sempat ditolaknya ini. Sedangkan Eirene adalah nama yang kupikirkan karena memiliki arti dari kata yang paling kusukai di dunia ini, kedamaian. Aku pikir kedamaian akan membawa hidupnya lebih baik suatu saat nanti, aku ingin dia menjadi anak yang membawa ketenangan dimanapun dia berada.

Seperti itulah kami menyusun nama secara spontan, hanya dengan memikirkan satu kata dikepala, dan menggabungkannya menjadi nama yang sempurna dengan doa-doa kami kepada anak kami. Jika kalian menanyakan panggilannya, adalah 'Ale', permintaan khusus dari sang Papa.

"Kak, selamat!" seseorang tiba-tiba masuk dan memekik kecil membuatku hampir terlonjak dari ranjangku.

"Astaga kau membuatku terkejut. Kenapa baru datang sekarang huh?"

"Aku di luar kota selama seminggu jadi baru bisa kemari"

"Mana Grey?"

"Ah, dia kelelahan sepertinya, jadi tidak bisa kemari"

"Ooh" anggukku paham. "Chan soal itu, aku minta maaf" celetukku.

"Tak apa, aku justru senang kau bisa merawat anakmu sendiri"

"Nah, sekarang kapan giliranmu?"

"Nanti saja, aku masih muda juga kan"

"Kau ini aneh, kau bilang kau siap merawat anakku tapi kau malah belum siap punya anak sendiri"

"Sudahlah Kak, kan aku juga ingin membantumu waktu itu"

"Ya, dan aku sangat berterima kasih. Aku bisa seperti ini juga karena dirimu Chan"

"Kau temanku Kak, setahuku kau orang baik, jadi kenapa aku harus tidak membantumu"

Satu hal lagi yang perlu aku syukuri, aku memiliki sahabat sepertinya. Haechan selalu ada disaat aku membutuhkannya, sesuatu yang jarang dilakukan oleh seorang teman, bahkan sahabat. Dengan begini rasanya sudah cukup hidupku, aku punya suami yang mencintaiku, seorang anak yang cantik, dan sahabat yang selalu ada untukku.

Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang