02. Him

5.4K 609 297
                                    

Jakarta, 11 Maret 2019

"Kemana lagi kali ini?" tanya seorang pria yang lebih muda dariku.

"Kemana lagi kali ini?" tanya seorang pria yang lebih muda dariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Moskow" jawabku singkat. Pria itu kemudian berdecih dan mengusak rambut coklatnya.

"Hm, pantas saja kau mengajakku pergi. Kesepian rupanya. Kalau jauh begitu pasti lama kan, setidaknya satu minggu, atau mungkin satu bulan,"

"Dua minggu" kataku.

"Ah okay, aku akan sangat maklum kalau kau mengajakku pergi, tiap hari pun tak apa" tawarnya.

"Kau juga punya istri, bodoh"

"Hey, istriku tidak posesif. Mau kemana lagi kau memangnya? Menghabiskan waktu di mansion itu saja? Aku tak yakin"

"Ya, kau benar. Aku tidak punya teman lagi disini, hanya kau. Aku tidak akan sanggup kalau aku hanya dirumah sendirian. Aku butuh teman"

"Maid-mu, bukankah ada banyak?"

"Ya, tapi mereka bukan temanku"

"Kalau begitu jadikan saja temanmu" ucapnya enteng kemudian kepalan tanganku melayang ringan di kepalanya.

"Perempuan gila!" makinya sambil mengeluh kesakitan akibat jitakanku tadi.

"Kau yang tidak waras. Mereka menganggapku tuannya, mana mungkin aku semudah itu menjadikan mereka teman. Lagipula suamiku pasti tidak mengijinkan" alibiku.

"Ah sudahlah. Kalau begitu aku temani untuk hari ini. Aku tidak tahu kalau besok aku akan punya waktu atau tidak"

"Sombongnya anak ini, astaga"

"Mau atau tidak? Bukankah kau tadi bilang ingin mencari pakaian untuk jamuan makan malam kolega suamimu?"

"Memang benar. Baiklah, ayo jalan" ajakku padanya.

Sepertinya aku terlihat tidak tahu diri disini. Bagaimana tidak, aku dengan gamblang mengajak pergi suami orang kemana-mana. Sebenarnya aku merasa sungkan pada Grey, istrinya sahabatku ini, tapi yang aku tahu Grey tidak akan marah jika suami tercintanya ini pergi denganku, dia tahu kami sudah bersahabat sejak aku menginjakkan kakiku di universitas tempatku belajar di negeri ginseng sana. Mark dan Grey juga belajar disana.

Haechan, sebuah nama yang sangat 'Korea', ya karena memang dia asli dari sana, dan memiliki marga yang sama dengan suamiku. Anak ini tidak mau mengganti nama panggilannya walaupun ia juga telah pindah ke Jakarta. Namaku otentik, katanya.

Walau begitu dia tentu saja memiliki nama internasional yang akan lebih mudah dilafalkan orang di negara ini. Haechan bukanlah Haechan kalau tidak keras kepala.

Tapi mau bagaimanapun, dia sahabatku sejak awal aku menginjakkan kakiku di negara 4 musim sana, dan dia yang lebih mengenalku dari siapapun. Haechan juga satu-satunya orang yang bisa kuandalkan saat ini.

Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang