Jakarta, 15 Agustus 2021
Akhir pekan lagi, aku tengah menikmati waktuku bersama Haechan dan juga Ale tentunya. Kami menemani Ale yang sedang asyik dengan mainannya, sesekali bergurau bersama. Ah, aku bisa merasakan yang namanya bahagia sekarang. Kami menyatu seperti sebuah keluarga.
Pada saat itu juga, bel berbunyi. Haechan menawarkan diri untuk membuka pintu, tapi aku mencegahnya. Aku sudah tahu siapa yang datang, biarlah ini menjadi urusanku saja.
"Masuklah," kataku menyambutnya masuk ke dalam rumah.
Dia pun menuruti apa yang kukatakan, dan pandangannya langsung tertuju pada Ale dan Haechan yang tengah bermain. Aku juga bisa melihat matanya dan mata Haechan bertemu, seperti ada sengatan listrik di tengahnya.
"Kau kesini untuk melihat anakmu kan? Seperti yang kau lihat, dia sedang bermain" kataku membuyarkan lamunannya.
"Ya, tapi ada yang lebih utama. Aku ingin bicara denganmu, Ren" ia memasang wajah serius.
"Apa?"
"Tawaranku, kau sudah memikirkannya? Aku kemari juga untuk menanyakan jawabanmu"
"A-ah, itu" aku terbata. "Aku sudah menjawabnya bukan?"
"Kalau begitu aku akan meyakinkanmu sekali lagi. Ren, ayo kita rujuk" cobanya. Dari kejauhan aku bisa melihat tubuh Haechan yang tiba-tiba membeku.
"Hubungan kita sudah selesai Mark, kita berhubungan baik hanya untuk anak kita, sudah itu saja. Apakah sudah jelas?""Kau tidak memikirkan anak-anak kita nanti? Mereka masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya"
"Aku tahu. Anak-anak adalah jiwa suci yang kita bawa dari surga. Harusnya kita tidak melibatkan mereka dalam masalah kita, tapi semuanya sudah terlanjur. Aku mohon mengertilah, jangan bawa-bawa mereka hanya untuk mengajakku rujuk"
"Lalu apa? Aku juga sudah berjanji kalau aku akan berubah. Aku akan menjadi suami yang baik untukmu. Aku minta maaf atas semua kesalahanku, aku juga sudah benar-benar meninggalkan wanita itu sekarang"
"Aku senang kau sudah menjadi lebih baik, tapi bukan berarti ada yang berubah diantara kita"
"Ren, pikirkan sekali lagi. Kau juga sedang hamil anakku. Akan lebih baik jika kita bersama"
Aku berhenti bicara, menyiapkan tenaga dan mentalku untuk mengatakan satu-satunya hal yang aku kira bisa menghentikan paksaannya.
Aku rasa inilah saatnya, dia perlu tahu.
"Kalau begitu ada sesuatu yang harus kukatakan padamu" aku mulai bicara lebih serius. Aku juga menarik Haechan untuk ikut bergabung dalam obrolan kami.
Mark menatap kami heran. Matanya mengatakan kalau ia sedang bertanya-tanya apa yang terjadi.
"Aku sudah punya dia, jadi kita tidak mungkin rujuk" jelasku padanya. Dia sepertinya agak terkejut dan memicingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓
Fanfiction[✓] ❝My beloved husband, you was. My love loosen gradually, and now it's all gone❞ Start March, 29th 2020 End June, 27th 2020 Notes: cerita ini hanya fiksi. Karakter idol dalam cerita murni imajinasi penulis. Tolong jangan sangkutpautkan dengan kara...