Jakarta, 25 Agustus 2026
Haechan memakirkan mobil sedan hitamnya di sebuah halaman parkir kompleks sekolah. Suami Renita itu hari ini mendapat tugas untuk menjemput putri tertua istrinya. Sang ibu berhalangan hadir karena harus menjaga putri bungsu mereka, Dilara, yang tiba-tiba demam tak kunjung sembuh.
Haechan mengambil beberapa langkah, hingga tepat berada di area penjemput sekolah dasar. Menunggu dengan setia, Ale, putri manis yang kini sudah beranjak menjadi gadis kecil.
"Ale!" panggilnya ketika menemui perempuan kecil menggemaskan.
Si kecil mendekat, tapi mukanya tidak semanis Aletheia yang kita tahu. Masam, dan Haechan bingung sebabnya apa.
"Ayo Nak kita pulang, mama sudah menunggu" ujarnya ramah kepada putri kecil yang sudah ia anggap putrinya sendiri.
"Tidak mau! Ale ingin dijemput Papa atau Mama! Tidak mau sama ayah!" anak itu tiba-tiba berteriak.
"Kenapa Nak? Ayah sudah disini, kita pulang ya?"
"Tidak mau!!!" menjerit lagi, membuat kegaduhan di sekitar.
Orang tua yang lain, dan guru-gurunya pun menengok ke arah mereka. Tidak biasanya seorang Aletheia —putri yang manis, menciptakan keributan.
"Ale sayang, mama dan adik-adik sudah menunggu di rumah" Haechan berusaha tenang meskipun ia sendiri juga heran dengan apa yang dilakukan anak berusia 6 tahun itu.
"TIDAK MAU YAHHH!" berteriak lagi, kali ini hampir menangis, mirip seperti anak-anak yang sedang tantrum.
Haechan masih berusaha tenang dan menghibur putri kecilnya, tapi yang ada anak itu malah semakin menjerit dan tak bisa dikendalikan.
Akhirnya dengan bantuan para guru, mereka berhasil membawa Ale yang sedang tantrum ke mobil Haechan dengan sedikit paksa.
Lee Haechan bisa jadi ikut emosi kalau mendengar tangis itu terus-terusan, tapi ia mencoba sabar. Siapa tahu anak yang biasa dekat dengannya itu hanya mengalami ledakan emosi yang sementara.
Sesampainya di rumah mereka, Renita juga terheran dengan keadaan Ale yang tidak karuan. Tidak biasanya putri sulungnya seperti itu. Aletheia adalah anak yang manis dan penurut.
"Chan, kau apakan dia?"
"Dia sudah seperti itu waktu aku sampai disana Kak, kau tenangkan dulu saja ya" Renita mengangguk, belum diketahui akar masalahnya, tapi tidak ada salahnya menenangkan putrinya dahulu.
~~~
"Bagaimana Kak?"
"Apa dia mengatakan sesuatu padamu?"
"Ya, dia ingin dijemput olehmu atau papanya, tidak ingin olehku"
Renita melenguh pasrah, anak itu biasanya sangat lengket dengan Haechan, baru pertama kali ini menjadi seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓
Fanfiction[✓] ❝My beloved husband, you was. My love loosen gradually, and now it's all gone❞ Start March, 29th 2020 End June, 27th 2020 Notes: cerita ini hanya fiksi. Karakter idol dalam cerita murni imajinasi penulis. Tolong jangan sangkutpautkan dengan kara...