29. Marriage Proposal

2.8K 180 427
                                    

Seoul, 14 Juni 2014

Gadis itu terus mengabaikan, tepatnya menolak ajakan pria yang sedari tadi mengejarnya untuk bicara. Baginya, semua sudah jelas. Matanya kemarin melihat yang benar, begitu juga dengan lidah teman serumahnya. Lalu kenapa orang ini begitu keras kepala mengejarnya seakan ada sesuatu yang penting?

'Tolonglah, kau baru saja menyakitiku, kenapa tidak mendiamkan aku dulu sih?' batin gadis itu.

"Kak! Aku serius kali ini, dengarkan aku!" pemuda itu menghentikan langkahnya, lalu berteriak. Gadis itu juga ikut menghentikan laju kakinya, berbalik menghadap pria yang memanggilnya tadi.

"Bisakah kau diamkan aku sebentar?" balasnya sinis.

"Kau belum mendengar apapun dariku, lagipula kita juga belum putus, Kak"

"Ya sudah, kita putus. Selesai bukan?"

"No no, bukan itu yang kumau. Kak, aku dengannya hanya untuk sementara, dia mengejarku habis-habisan, aku tidak punya pilihan lain selain menerima. Dia yang memulainya, dan kalau begini aku akan meninggalkannya. Aku lebih memilihmu"

"Siapa juga yang mau kau pilih? Aku tidak memerlukanmu lagi, jadi kau lanjutkan saja hubunganmu bersamanya" gadis itu hendak memulai langkahnya lagi.

"Bukankah kita sudah janji untuk menjaga hubungan kita bersama? Kenapa kau dengan mudahnya meninggalkan aku?" kalimat itu menghentikannya, memaksa dirinya berbalik badan lagi.

"Ya, benar. Kita berjanji untuk menjaganya, tapi bukan aku yang merusak, itu kau. Dengan alasan apapun selingkuh tidak dapat dibenarkan, apalagi kau selingkuh dengan temanku sendiri. Kau pikir saja, apa aku tidak sakit hati karenanya?" pria itu justru perlahan mendekat.

"Aku tahu aku salah, maafkan aku. Kesempatan kedua selalu ada kan? Aku akan putus dengannya dan kembali bersamamu lagi. Kau juga tahu kan kalau aku mencintaimu, lebih dari apapun"

"Ketika sudah begini aku tidak peduli lagi apa yang akan kau lakukan. Bagiku, jika kau mencintaiku kau tidak akan mencari yang lain. Akui saja kalau kau sebenarnya serakah, dengan begitu kau lebih bisa menerima kenyataan"

"Aku tidak bisa Kak, hubungan kita tidak bisa berakhir seperti ini. Aku mohon, kesempatan kedua itu juga berlaku untukmu kan?" pria itu menyatukan kedua telapak tangannya memohon.

"Sayangnya tidak, aku tidak mengenal hal semacam itu. Sudah cukup aku dikhianati oleh kekasih dan temanku secara bersamaan. Memangnya apa yang kau harapkan jika aku memberi kesempatan lagi? Hubungan kita tidak akan sama,"

"Aku akan berusaha meyakinkanmu, bahwa tidak ada yang berubah diantara kita. Kau hanya perlu memberiku kesempatan. Kalau kau perlu waktu pun tak apa, aku bisa memberikannya sebanyak yang kau mau"

"Aku tidak butuh, aku bisa memutuskannya sekarang. Aku hanya ingin berpesan, jangan lakukan kesalahan yang sama" gadis itu mendekat, semakin menipiskan jarak yang ada diantara keduanya.

"Aku yakin Greysa sangat menyukaimu hingga dia berusaha sebegitu kuatnya sampai-sampai hatimu goyah. Walaupun aku adalah orang yang telah dikhianatinya, tapi aku masih percaya kalau dia orang baik. Kau lanjutkan saja hubunganmu dengannya, aku tidak akan mempermasalahkan itu" perempuan itu menambahkan.

Menunduk, satu-satunya hal yang bisa dilakukan pria itu. Ucapan gadis di depannya ini menohok hati, membuatnya merasa tertampar dengan perkataan yang baru saja diutarakan.

"Aku hanya perlu waktu untuk menerima keadaan bahwa kekasihku sekarang menjadi milik temanku, itu saja. Maafkan reaksiku yang berlebihan kemarin, aku juga bisa menjadi kasar kalau mengalami yang namanya patah hati. Aku pikir itu adalah hal yang wajar" gadis itu melanjutkan perkataan karena lawan bicaranya diam.

Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang