35. Imperfect (Final Chapter)

3K 160 349
                                    

Jakarta, 21 Maret 2025

Renita menggeliat resah dalam tidurnya. Mata wanita itu mengerjap pertanda ia tak bisa lagi melanjutkan tidur panjangnya. Sudah kebiasaan baginya kalau ia harus tidur tanpa ada suara-suara yang mengganggu, tidak seperti sekarang ini. Jangankan suara yang seperti ini, barang suara sepele seperti benda yang tidak sengaja jatuh saja ia sudah pasti akan sadar dan otomatis terbangun dari tidurnya. Tidak tahu sebab, hanya sebuah kebiasaan tidur yang membuat tidak nyaman sejak kecil.

Saat ini, ia juga terjaga karena mendengar suara kaca berdenting bersenggolan dan hal tersebut lebih menarik perhatiannya ketimbang alam mimpi. Tidak biasa juga ia mendengar suara yang seperti itu pada malam hari, jadi situasi ini cukup asing baginya. Ia pun melirik sumber suara itu dengan masih mengerjap —sedikit mengantuk. Ah, ternyata dia sumber masalahnya, suaminya sendiri.

"Chan jam berapa ini? Kenapa kau masih sibuk dengan minuman-minuman itu?" ia tidak bisa melihat dengan jelas ada berapa botol yang pria itu habiskan, penglihatannya belum berangsur normal.

"Entahlah" balas suaminya santai dengan menggoyangkan gelas wine.

"Tidurlah, kau juga harus bekerja besok"

"Nanti saja" singkatnya lagi. Renita pun akhirnya membangkitkan tubuh mendengar balasan Haechan yang terdengar tidak mengenakkan dihati.

"Jangan sentuh anak-anak kalau kau lebih suka dengan wine-mu" kalimat itu terucap sebagai balasan atas sikap ketus suaminya. Renita memberi peringatan karena menyadari sesuatu yang tidak wajar.

"Memang kenapa? Apa hakmu melarangku begitu?" benar juga firasatnya, lelaki itu sudah mabuk sekarang.

Kali ini pun Renita sudah bisa melihat dengan jelas ada dua botol wine yang kosong, dan satu yang tersisa setengah, ia tahu itu sudah melebihi kapasitas Haechan. Aroma anggur yang tidak disukainya pun tercium di seluruh penjuru kamar.

"Karena kau tidak waras! Aku serius! Jangan sentuh anak-anakku jika kau lebih memilih botol-botol itu!" perkataannya diabaikan begitu saja oleh Haechan. Sesaat setelahnya, mata Renita tertuju pada sebuah benda besar dan tinggi yang ia juga baru melihatnya hari ini.

Haechan dengan botol-botolnya, dan sebuah kulkas besar itu membuatnya tidak mengantuk lagi sekarang. Wanita itu sudah kehilangan minat tidur untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak beres disana. Sungguh, kalau bisa memilih ia akan mengabaikan semua itu dan kembali tidur, tapi suara dentingan kaca dan kulkas besar yang tiba-tiba muncul dalam kamar tidak bisa ia biarkan.

"Apa ini?!" ia terkejut setelah melihat kulkas itu ternyata penuh dengan botol laknat kesukaan suami. Lelaki itu memiliki stok rupanya.

"Biasa sajalah, reaksimu itu berlebihan" balas Haechan dengan suara sengau khas orang yang setengah kehilangan kesadaran. Pengaruh minuman beralkohol itu kini mendominasi diri.

"Pantas saja kau punya kulkas di dalam kamar, ternyata isinya barang seperti ini!" wanita itu tidak dapat mengingat kapan Haechan membeli dan memasukkan benda besar itu dalam kamar mereka, membuatnya sedikit kehilangan respek kepada suaminya.

Renita bukan orang yang toleran dengan minuman beralkohol, itulah mengapa ia agak keberatan jika mencium aroma alkohol menyeruak seperti sekarang. Hal terburuknya, suaminya itu melakukannya di malam hari dan di dalam kamar mereka.

Hey, apakah tidak ada tempat lain? Kenapa harus di dalam kamar? Apalagi saat ini waktunya beristirahat, tapi Renita justru dihadapkan dengan kelakuan aneh sang suami.

"Chan, hentikan! Aku mau tidur!" ia memperingatkan suaminya lagi yang tidak memperhatikan dan malah sibuk dengan botol dan gelas di depannya. Ia sudah muak sekarang.

Mistress Diary [NCT Fanfiction] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang