2 | Reverie

13.9K 1.1K 15
                                    

"Lisa, ada apa? Kenapa kau berlarian seperti itu?" tanya tuan Park menatap heran pada Lisa yang mendudukkan diri nya di sofa, sembari mengatur nafas nya.

"Kakek lihat ini." pinta Lisa dengan semangat pada kakek nya sembari menunjukkan berita yang dilihat nya pada sang kakek.

Sang kakek yang sudah mengetahui nya hanya melihat sekilas kemudian tersenyum tipis.

"Kek, bagaimana kalau Lisa melamar sebagai make-up Artist Disana? Asgardian Entertainment adalah agensi kak Jimin kan? Pasti akan menyenangkan ketika bisa bertemu dengan kakak dan memakaikan make-up untuk nya kek!!" seru Lisa dalam satu tarikan nafas dengan antusias.

Mendengar itu membuat kakek nya sekali lagi tersenyum tipis.

"Bukan kah kau menginginkan untuk menikmati masa muda dan mendedikasi kan diri untuk Idol kesukaan mu? Menjadi seorang make-up Artist berarti kau siap mendapatkan jadwal bekerja dan mengurangi kebebasan mu sebagai fan-fan apa itu namanya?"

"Fangirl kek." koreksi Lisa.

"Yah itu. Kakek tidak masalah jika kau ada keinginan untuk mulai mencari jalan hidup mu sendiri sebelum memegang kendali perusahaan kakek. Asal kau bisa siap dengan segala resiko dari pilihan mu."

Lisa masih terdiam mendengarkan sang kakek.

"Idol. Mereka sangat sibuk, hingga tidur pun kadang tak cukup satu jam. Seperti hal nya kakak mu Jimin. Tidur nyaman yang berkualitas hanya menjadi angan-angan sejak dia memutuskan untuk berkarir sebagai seorang Idol. Dan kau tau peranan posisi yang kau katakan tadi?"

"Merias wajah idol biar terlihat selalu fresh di hadapan publik."

"Benar. Tapi bukan itu saja." timpal tuan Park.

"Make-up Artist termasuk ke dalam tim backstaff. Dan seperti yang tadi kakek bilang, Idol sangat sangat sibuk. Maka tidak mungkin seorang tim backstaff lebih banyak waktu bersantai kan? Tim backstaff akan jauh lebih sibuk dan kekurangan jam istirahat ataupun waktu luang di banding sang Idol."

Lisa tertegun mendengar ucapan sang kakek.

"Kau mengerti maksud kakek?"

"Iya kek."

"Ingat Lisa, kakek tidak pernah memaksa mu untuk memilih jalan hidup mu. Itu bebas menjadi pilihanmu. Kakek selalu menyetujui apapun yang ingin kau lakukan."

"Kalau kau siap menerima resiko nya yang berat, kau pasti akan menuai hal yang manis setelah nya. Seperti rentan waktu bertemu dengan Idol kesukaan mu selama jam kerja, termasuk bertemu kakak mu. Itu hal yang bagus kan? Jadi kakek tidak akan melarangmu." ucap Tuan Park mengakhiri ucapan nya kemudian beranjak dari sana.

Meninggalkan Lisa yang masih terdiam dengan manik yang masih terpaut pada lembar koran yang memperlihatkan lowongan penerimaan staff di agensi Asgardian.

_____________________

//taap!//

Minnie dan Lisa yang semula sedang asyik bercengkrama seketika dikagetkan oleh Rose yang menepak permukaan meja sembari memperlihatkan potongan lembar koran.

Minnie dan Lisa yang melihat itu kemudian melihat nya, namun tak lama melihat nya Lisa mengangguk paham.

Berbeda dengan raut wajah Minnie yang tampak nya sangat girang membaca perihal subject yang di sampaikan pada potongan lembar koran yang di bawa oleh Rose.

"Oh~ lowongan penerimaan staff Asgardian."

Lisa sudah tau sebelum nya, dan sudah merasakan girang juga sebelum nya.

"Lisa!! Ini akan menjadi tempat kita mewujudkan impian yang selama ini hanya menjadi halusinasi!"

Lisa dapat melihat semangat api luar biasa besar pada diri Rose, sama seperti dirinya saat pertama kali mengetahui hal itu.

Dan ia hanya tersenyum mendengar nya, tanpa menyela nya. Ia tahu bahwa Rose si pemilik mental yang lembut, dan gampang tersentuh.

Melihat semangat besar nya, jadi tidak tega mengatakan hal yang sama di katakan oleh kakek pada dirinya pagi tadi.

"Ahhh!!! Aku jadi ingin berhenti kuliah saja dan ngantor." desah Minnie sembari menempelkan wajah nya pada meja sembari terus melihat-lihat potongan lembar koran itu.

"Jangan begitu Minnie. Aku kasih tau yah, kalau kamu bisa lulus kuliah tahun ini, kau bisa bekerja sebagai apapun di Asgardian. Bukan hanya sekedar penata rias." celetuk Rose sedikit tidak setuju mendengar ucapan Minnie.

"Iya, aku tau itu Rose. Tapi menurut mu kapan terakhir kali Asgardian membuka peluang bekerja seperti ini? Tahun 2000, tepat nya saat kita belum saling mengenal karena mengurus barbie kita masing-masing. Sekarang sudah tahun 2020, dimana kita sudah menjadi sahabat dekat sejak dua tahun lalu karena pertemuan di konser Bangtan. Sudah lama sekali sejak saat itu. Kesempatan ini hanya datang sekali dalam hidup mu. Kau tidak akan terus muda seperti ini, kau akan menua dan Asgardian tidak akan mau lagi menerima mu bekerja di tempat mereka." jelas Minnie.

Oh~Okay, Minnie.

"Sudahlah. Pikiran mu terlalu jauh Minnie." ucap Lisa.

"Kita harus selalu berpikir jauh kedepan Lisa. Memikirkan segala sesuatu nya. Kalau bukan sekarang kita meraih impian kita bahkan tanpa mencoba nya, kapan kita akan bisa berbahagia atas hasil usaha kita sendiri? Huft."

Minnie kini terdiam, hanya menelungkupkan wajah nya di antara tangan nya yang menjadi bantalan di atas meja.

"Apapun yang kau katakan benar, tidak ada yang salah. Tapi konteks nya adalah, saat ini kau telah menjalani pendidikan tahap akhir Minnie. Ya ampun~" ujar Rose.

Lisa yang sedari hanya diam memikirkan perkataan Minnie, kemudian tersenyum penuh arti.

"Minnie." panggil nya.

Perhatian Rose yang menyesap minuman milik nya dan milik Minnie secara bergantian kini teralih pada nya.

"Apa?" sahut Minnie malas tanpa beralih dari posisi nya.

"Bagaimana kalau kita bertiga mencoba memasukkan berkas kita? Masalah diterima atau tidak, urusan belakang. Yang penting kita bertiga  mencoba nya." Ucap Lisa mantap.

Membuat Minnie segera mendongakkan kepala nya, menatap Lisa dengan mata yang berbinar.

"Setuju!" seru nya.

"Bagaimana dengan mu Rose? Jimin-oppa kan berada di bawah naungan Asgardian juga." ucap Lisa.

"Kau masih menanyakan pendapatku disaat aku yang membawa potongan koran ini pada kalian? Tentu saja aku mau! Lagipula, lebih baik mencoba dulu atau menyesal karena tidak pernah berusaha." sahut Rose.

Mereka bertiga lalu terkekeh dan saling berpelukan.

"Ngomong-ngomong sejak kapan bicara mu jadi orang yang bijak seperti ini Minnie? Aku sampai terkejut tanpa menyela mu seperti biasa nya. Haha~" ucap Lisa.

"Dari pada itu, minuman kita koq habis yah? Perasaan masih ada setengah nya tadi?" Sindir Minnie pada Rose.

Membuat Rose hanya terkekeh mendengar nya kemudian memanggil pelayan untuk memesan minuman.






"Kita pasti bisa kan? Kami bertiga pasti bisa."


To be continued

April, 17 . 2020

[1] Relationshit | Taelice✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang