Chapter 4

32 4 4
                                    

Kaori dan Kousei sudah berada di ruang makan, terlihat menu sarapan sudah tersaji di meja makan. Kousei bersama golongannya bisa memakan makanan manusia, kecuali makanan tersebut ada bawangnya. Mereka memang punya persediaan bahan makanan manusia untuk tamu-tamu raja yang kadang mengundang manusia ke rumah membahas pekerjaan dan untuk mawar merah mereka.

Di dunia manusia raja terkenal sebagai seorang CEO dan pangeran sebagai seorang pianis ternama serta anak seorang CEO, tidak ada yang tahu bahwa mereka adalah vampir. Kousei mempersilahkan Kaori untuk sarapan, Kaori pun mengambil roti isi karena itu yang terdekat darinya.

"enak. Ngomong-ngomong kenapa aku ada disini ? dan kau kenapa disini ?"Kaori mulai bicara dengan mulut masih penuh dengan makanan.

"kau ada dirumahku, para penjaga menemukanmu tidak jauh dari rumah ini." jawab Kousei.

Mendengar itu Kaori segera ingat kemarin sepulang sekolah dia dihadang oleh vampir bersama yang mengendalikan vampir, dia juga mulai ingat kalau lengan kirinya terluka cukup parah. Segera dia mencek lengannya yang ternayta sudah tidak ada luka lagi dan tubuh-tubuhnya pun tidak sakit lagi, padahal kemarin dia menabrak dinding banngunan.

"dia mengobati lukaku ? tapi kenapa ?" bathin Kaori menatap Kousei sekilas, dia tidak berani menatap matanya Kousei setelah kejadian di ruang pribadi Kousei itu. Bagi Kaori melihat perubahan iris mata Kousei itu sangat menakutkan.

"Jadi bisa ceritakan apa yang terjadi padamu ?" tanya Kousei.

"etto...aku juga tidak terlalu mengerti, tiba-tiba ada kekuatan yang membuatku terpental menabrak dinding hingga pingsan." Jawab Kaori dengan tatapan fokus ke roti isi yang dia makan. Dia tidak mungkin menjelaskan semuanya, karena di depannya sekarang adalah musuhnya. Tidak mungkin kan dia menceritakan kepada musuh. Lagi pula vampir di depannya tidak bisa membaca pikirannya. Pamannya sudah memberikan kekuatan pemblok pikiran.

"begitu. Ngomong-ngomong kenapa kau tidak berani menatapku ?" tanya Kousei dengan siku kanan diatas meja serta telapak tangan menahan wajahnya.

"etoo..anoo..aku...."Kaori tidak bisa melanjutkan perkatannya, dia hanya menunduk memainkan 2 jari telunjuknya.

"kau takut ?" tanya Kousei walaupun tanpa di tanya dia sudah tahu kalau Kaori takut menatap dirinya. Dia beranjak dari kursinya berjalan mendekati Kaori yang masih memainkan jarinya itu.

"maaf membuatmu takut. "kata Kousei mengelus pelan kepala Kaori.

"aku tidak mengerti! Waktu aku menabrakmu, kau tiba-tiba mendorongku sampai aku terjatuh dan pergi begitu saja. Waktu aku ingin meminta maaf bicaramu dingin dan cukup kasar. Tapi kau juga menyelamatkanku waktu aku jatuh dari pohon dan sekarang kau menolongku dan mengobatiku lagi. Sebenarnya kau itu jahat atau baik ?"kata Kaori yang mulai berani menatap mata biru safir milik Kousei itu, tentu Kousei kaget dengan apa yang di bicarakan Kaori.

"entahlah....sebaiknya kau habiskan makananmu, akan aku antar kau pulang." kata Kousei berjalan keluar dari ruang makan meninggalkan Kaori sendiri.

"isshhh...dia itu kenapa ?"Kaori kesal melihat sikap Kousei yang membingungkan, seraya menyuap makanan yang ada.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt