Dengan kekuatannya, Kousei berhasil memindahkan penduduk ke tempat lain sesuai perintah ayahnya agar tidak melukai manusia ketika mereka perang atau penduduknya hilang kendali. Kousei memindahkan ke sebuah gunung yang tidak pernah di jelajahi manusia karena terkenal angker. Tempat yang sangat cocok untuk persembunyian.
Duaarrr....sebuah ledakkan dari serangan musuh.
"menyebalkan ! mereka menyerang duluan." Umpat Watari.
"semuanya ayo, balik serang !" perintah Watari kepada rekan-rekannya yaitu Mio, Takumi dan beberapa vampir tingkat tinggi yang tidak terlalu terkena efek blood moon. Sedangkan Tsubaki, Saki dan beberapa vampir lainnya mengawasi vampir tingkat rendah yang mulai hilang kendali. Watari dan lain pun bertarung dengan musuh yang lumayan banyak.
Setelah membereskan musuh yang menyerangnya, Takahiko pergi ke istana karena dia yakin orang yang di carinya ada di sana.
"sudahkku duga kau pasti mencariku, Hiko." Terdengar suara dari depan Takahiko ketika dia sampai di depan istana yang menyeramkan itu.
"tentu saja, untuk segera mengakhiri peperangan ini, Arnius" Jawab Takahiko dengan ekspresi datar.
Orang yang bernama Arnius pun berjalan hingga menampakkan diri, terlihat dia sangat mirip dengan Takahiko, hanya saja rambut hitamnya sedikit panjang.
"kau sama sekali tidak berubah ya, Hiko." Dengan tatapan penuh amarah Arnius mengeluarkan kekuatan yang tidak terlihat kasat mata ke arah Takahiko.
Takahiko membalikkan kekuatan itu ke Arnius tentu dengan mudah Arnius menghindar. Kekuatan itu cukup besar terlihat belahan tanah yang sangat dalam akibat kekuatan Arnius. Tidak membuang kesempatan, Arnius langsung menyerang jarak dekat dengan tangannya berubah menjadi benda runcing. Takahiko berhasil menghindar, dia memegang tangan Arnius yang hampir mengenainya lalu melempar Arnius. Arnius jatuh, namun segera bangkit. Dia pun menyerang kembali secara beruntun hingga terjadi pertarungan sengit antar saudara itu.
Di sisi lain, Watari sudah selesai melawan vampir boneka di hadapannya. Ketika dia ingin membantu yang lain, tiba-tiba kakinya kena lilitan. Lilitan itu mengayunkan tubuh Watari dan terlempar ke batu besar hingga batu itu terbelah dua.
"sial !" umpat Watari, dia melihat siapa yang melakukan itu yang ternyata seorang wanita sexy dengan sepasang sayap hitam yang lebar terbang di atasnya. Wanita itu memegang cambuk yang bukan cambuk biasa. Cambuk itu tidak mudah putus dan akan memanjang dari ukuran biasa.
"sial kau Mika !" umpat Watari, segera dia melayangkan bebatuan yang ada ke arah Mika. Dengan cambuknya Mika dengan mudah menghamcurkan bebatuan itu sebelum mengenainya.
"kau terlalu lemah untuk bertarung denganku." kata Mika.
Segera dia mengeluarkan kekuatannya tertuju ke Watari yang masih tergeletak. Namun sebelum kekuatan itu mengenai Watari, ada sebuah perisai yang melindunginya. Perisai yang mampu menahan kekuatan besar dari Mika.
Terlihat Kousei berada di depan Watari, "lawanmu adalah aku Mika Karasuma." Kata Kousei mengeluarkan kekuatannya yang berhasil mengenai sebelah sayap Mika, membuat Mika terjatuh. Kousei tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia menyerang Mika dengan jarak dekat. Namun berhasil di tahan Mika.
"katakan dimana kau menyembunyikan Kaori !" tanya Kousei dengan tatapan tajam ke Mika. Bukannya takut, Mika malah membentuk seringai di wajahnya.
"tidak akanku katakan sebelum kau beritahu apa yang kau lakukan terhadapnya !" jawab Mika melayangkan cambuknya ke arah Kousei. Sayangnya Kousei berhasil menghindar, Mika menyerang balik.
"dia keturunan witch yang mewarisi kekuatan murni dari kalangan itu, bahkan kekuatannya lebih besar sesuai ramalan hingga tubuhnya tidak mampu dan di segel agar dia masih hidup. Kau tidak mungkin tidak tahu ! tidak seperti tua bangka yang bodoh itu yang membuang berlian karena ketidaktahuannya." Kata Mika dengan nada mengejek.
DU LIEST GERADE
The Prince of Vampire Kousei Arima
FanfictionAku mau up fanfic lagi, tapi ini tidak ada kaitannya dengan cerita asli atau kelanjutannya bisa di bilang minjam karakternya aja sih 🤣 Sinopsis : Kousei Arima seorang pangeran vampir di kerajaannya. Bangsanya dan bangsa manusia hidup berdampingan...