Chapter 13

20 5 3
                                    

Terdengar suara tawa menghiasi sore yang mulai mengjingga itu, seorang anak kecil dan seorang laki-laki yang terlihat seperti anak SMA sedang bermain bola basket mainan. Anak kecil itu mengiring bola menuju ring, namun di saat dribbing terakhir jarak bola terlalu jauh dari jangkauannya hingga dia berusaha untuk mengambil malah dia yang terjatuh. Suara isakkan pun mulai terdengar, air mata mulai turun dari kelopak mata anak kecil itu. Laki-laki itu segera ke arah anak kecil, dia mengangkat anak kecil itu membawa ke kursi taman. Laki-laki itu mengambil beberapa kuntum bunga mawar putih di taman itu, dia berjongkok dan melakukan trik sulap mengubah warna mawar putih menjadi mawar merah.

"wah keren.." anak kecil itu takjub, laki-laki itu memberi sekuntum mawar yang dia ubah itu seperti seorang pangeran kepada tuan putri.

"mawar ini juga bisa menyembuhkan lukamu loh" kata laki-laki itu

"sungguh ?" tanya anak kecil itu dengan polosnya, laki-laki itu mengangguk. Dia pun memisahkan bunga itu dari tangkainya, kemudian bunga itu dibuat menutupi luka lecet, tidak berapa lama kelopak bunga itu di singkirkan dan luka lecet pun hilang.

"wah....." anak kecil itu takjub

"benar kan ? jadi jangan nangis lagi ya " kata laki-laki itu.

Anak kecil itu turun langsung menerjang tubuh laki-laki itu, hingga laki-laki itu mengeluarkan kekuatannya sedikit agar keseimbangannya kuat. Ketika anak kecil itu sudah berada di dekap laki-laki itu, dia mengadahkan kepalanya.

"terima kasih *** " dengan sebuah senyuman seorang anak kecil yang polos.

Kaori memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, dia pun tanpa sadar berpegangan kepada pundak salah seorang temannya.

"kau tidak apa-apa Kaori ?" tanya orang Kaori pegang pundaknya yang ternyata Secchan.

"kepalaku pusing" jawab Kaori jujur

"kalau begitu kita ke UKS" usul Secchan, Kaori mengangguk.

Secchan dia bantu teman yang lain membantu Kaori ke UKS. Di lapangan Kousei melihat Kaori di papah oleh beberapa temannya keluar dari gedung olahraga, namun dia fokus kembali ketika namanya di panggil timnya.

Mio yang baru selesai bertanding voli dengan tim kelasnya buru-buru berlari ke UKS. Sekarang Mio menganggap Kaori tidak hanya sebagai target pengawasan tapi dia benar-benar menganggap sebagai teman. Dia merasa Kaori orang yang baik, Kaori membantu dia dalam kesulitan di berbagai masalah bermain biola, karena selama ini dia bermain biola sebatas hobi. Dengan sedikit kasar Mio membuka pintu UKS, dia melihat Secchan dan Kaori di kasur UKS dengan setengah duduk.

"kau tidak apa-apa ? " tanya Mio mendekati Kaori dan Secchan

"ya, aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing" jawab Kaori

"aku lihat kau juga pucat, kau tidak sedang sakit kan ?" tanya Secchan

"tidak aku baik-baik saja, hanya sepertinya ingatanku mulai kembali" jawab Kaori

"ingatan ?" Mio bertanya-tanya

"akh itu, Kaori kehilangan ingatannya sebagian, lebih tepatnya ingatan dia waktu umur 5 tahun" jawab Secchan menggantikan Kaori yang masih pusing.

"kalau boleh tahu kenapa Kaori bisa hilang ingatan sebagian ?" tanya Mio dengan hati-hati

"aku pernah kecelakaan waktu kecil dan sepertinya kepalaku terbentur" jelas Kaori

Baik Secchan maupun Mio, Kaori tidak memberitahu kecelakaan apa. Dia sendiri tidak tahu, tapi kata pamannya kepalanya terbentur gara-gara dilempar oleh vampir ketika pamannya ingin menyelamatkannya.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt