Chapter 5

21 5 2
                                    

Sudah dua minggu Tsubaki bersekolah di SMA yang sama dengan Kousei, selama itu sudah banyak gosip beredar dimana Kousei dan Tsubaki adalah pasangan kekasih. Karena melihat mereka yang sangat dekat, berangkat dan pulang pun selalu bersama, Tsubaki yang selalu keruangan pribadi Kousei dan mendengar mereka latihan bersama, menambah gosip itu semakin kuat, dari Kousei maupun Tsubaki sendiri tidak ada bantahan atau mengiyakan gosip yang tersebar itu.

Seperti biasa Kousei dan Tsubaki di antar dengan mobil hitam milik keluarga Kousei. Ketika pengawal mereka membukakan pintu mobil, keluar sosok laki-laki bermata biru safir itu bersama perempuan bermata cokelat gelap, perempuan itu menyimpulkan ujung rambut ke telinganya, perempuan itu menenteng tas di depan dengan kedua tangannya.

Mereka pun berjalan melewati gerombolan yang memperhatikan mereka. Di antara gerombolan itu Kousei melihat Kaori, namun baru saja Kousei melihatnya, Kaori malah memalingkan wajahnya berlalu pergi dari gerombolan itu dan sosok laki-laki berambut cokelat muda nampaknya menyusul Kaori.

Terlihat senyuman sangat tipis di wajah Kousei, Tsubaki melihat senyuman Kousei itu, lagi-lagi perasaan ketidaksukaannya muncul dengan menggenggam tasnya semakin kuat. Kaori duduk disebuah kursi taman sekolah, dia menundukkan kepalanya seraya menggenggam sapu tangan berwarna cokelat muda. Dia tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba lari ketika Kousei melihatnya dan perasaan aneh apa yang dia rasakan. Kaori mengeleng-gelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk wajah dengan kedua tanganya.

"kau harus fokus dengan tugasmu, Kaori" Kaori mencoba menyemangati diri sendiri.

"Miyazono-san..."tiba-tiba terdengar suara memanggil namanya, Kaori menengok ke arah suara.

"Okazaki-kun ? kenapa kau ada disini ?"tanya Kaori kaget

"aku melihatmu lari. Ada apa ?"tanya Ryuu, walaupun dia bisa menebak kenapa Kaori tiba-tiba lari. Belum Kaori menjawab pertanyaan Ryuu, bel menandakan jam pertama akan di mulai berbunyi.

"lebih baik kita segera ke kelas jam pertama Fujiwara-sensei, bisa-bisa kita di hukum karena telat.."beranjak dari kursi, walaupun Ryuu ingin sekali mendengar jawaban Kaori tapi dia tidak ingin berurusan dan membawa Kaori dalam masalah dengan Fujiwara-sensei yang terkenal galak itu. Sedangkan Kaori bersyukur bel berbunyi, jadi dia perlu menjawab pertanyaan Ryuu.

............

Diruang pribadi Kousei, Tsubaki sedang melihat permainan piano Kousei, walaupun dia tahu Kousei sedang mengikuti alunan biolanya Kaori yang berjarak 20 meter dari ruangan Kousei. Bagi manusia biasa mungkin tidak mendengar jelas dengan jarak segitu, tapi bagi vampir yang pendengarnya tajam berkali lipat itu adalah hal sepele. Permainan Kousei terhenti ketika dia merasa aura aneh muncul dan aura itu hilang dalam hitungan detik.

Kousei melirik Kaori dari jendela dengan ekspresi sulit di artikan. Kousei melihat gadis itu sedang menerima minuman dari laki-laki bernama Ryuu

"kenapa Pangeran tidak mendekati dia ? kalau tidak bergerak dia bisa di rebut oleh laki-laki itu."tanya Tsubaki.

"belum saatnya."

"misal ada seseorang yang sangat menyukai pangeran sejak lama dan dia berusaha mendekati pangeran. Apakah pangeran memberi kesempatan kepada orang itu ?" tanya Tsubaki.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt