Chapter 26

22 5 6
                                    

Setelah pesta berakhir, Kousei mengantarkan Kaori pulang. Di perjalanan tidak ada pembicaraan yang berari hingga tidak terasa mereka sudah sampai di depan apartemen Kaori. Tanpa bicara Kaori melepaskan sabuk pengamannya, lalu membuka pintu mobil.

"Kaori" panggil Kousei membuat gadis berambut pirang itu mengurungkan niatnya ke luar dari mobil dan menoleh ke Kousei. Kousei mengambil paper bag yang berada di sampingnya lalu memberikannya ke Kaori. Tanpa bicara Kaori menerima paper bag itu, dia pun memeriksa isinya.

"ini kan...." Kaori terkejut melihat isi di dalam paper bag pemberian Kousei itu. Di dalam paper bag itu ada sebuah pistol yang khusus untuk membunuh vampir serta pasir yang sering di gunakan Kaori dulu.

"gunakan senjata ini untuk melindungi dirmu sendiri. Aku tidak ingin melihatmu seperti kemarin-kemarin." Jelas Kousei.

"aku tidak mengerti ! kenapa kau begitu peduli denganku ? kau selalu tidak menjawab ketika aku bertanya ini, kenapa ? kenapa ? " tanya Kaori menatap Kousei berharap kali ini Kousei menjawab pertanyaannya. Alih-alih menjawab pertanyaan Kaori, Kousei melakukan hal yang di luar dugaan. Kousei mencium leher Kaori membuat gadis berambut pirang itu membulatkan matanya karena terkejut.

"a..a..apa yang kau lakukan ?" tanya Kaori dengan terbata-bata. Selang beberapa detik Kaori bertanya, Kousei menghentikan aksi ciumannya.

"aroma darahmu lumayan juga." Kata Kousei.

"heh ?"

"bercanda." Kata Kousei lagi melihat ekspresi Kaori yang tampak sangat terkejut karenanya.

"tidak lucu !" balas Kaori cepat memalingkan wajahnya yang mana kedua tangannya masih terkepal karena terkejut atas perbuatan Kousei. Kousei tersenyum tipis lalu salah satu tangannya mengelus lembut kepala Kaori.

"maaf membuatmu takut. Tenang saja aku tidak akan melukaimu. Karena itu jaga dirimu, aku tidak ingin kau terluka." Kata Kousei lembut yang mampu membuat Kaori berhenti marah kepadanya. Kini Kaori kembali menatapnya di balas Kousei dengan senyuman khasnya.

"beristirahatlah ! besok kau kerja kan ?" kata Kousei lagi masih dengan nada lembut.

Setelah memastikan Kaori sudah masuk ke kamar apartemennya, Kousei mulai melajukan mobilnya. Namun selang beberapa menit iris mata Kousei mulai berubah-ubah. Kousei mulai menampakkan jati dirinya yang haus akan darah. Dengan sebelah tangan memegang stir kemudi, Kousei segera mengambil sekantong darah lalu meminumnya. Perlahan iris mata Kousei kembali normal. Setelah dia bisa mengendalikan dirinya lagi, Kousei menambah kecepatan mobilnya.

Hal ini bisa terjadi karena Kousei sedikit mengeluarkan kekuatannya lebih banyak ketika dia menyamarkan aroma darah Kaori yang sangat manis itu melalui ciuman di leher Kaori sekaligus penanda. Kaori akan aman jika dia di serang pengikut Kousei yang hilang kendali, tapi ini tidak berlaku jika Kaori di serang vampir pemberontak. Itu sebabnya Kousei memberi senjata.

Kaori mempunyai darah sangat langka. Darah yang membuat tenaga vampir berkali-kali lipat daripada meminum darah biasa. Darah ini mulai aktif ketika pemilik darah itu berusia 17 tahun. Darah ini akan mengeluarkan aroma yang sangat manis di mata vampir.

Sebetulnya Kousei sudah menyamarkan aroma darah Kaori melalui kalung yang dia berikan waktu Kaori ulang tahun. Selama kalung itu di dekat Kaori, aroma darahnya akan tersamarkan. Kousei juga sengaja memberikan tranfusi darah agar aromanya mereda, namun darah murni Kaori yang tersisa ketika pelepasan kekuatan justru mengubah darah yang lain seperti mereka. Aroma darah Kaori semakin hari semakin kuat hingga kalung itu tidak kuat menahannya. Kousei pun mencari cara agar aroma darah Kaori tersamarkan dengan menyalurkan kekuatan penyamar aroma darah tepat di titik nadi bagian leher.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt