"aku dengar orang tua kandungmu kecelakaan ?" Kousei memulai topik memecahkan keheningan di antara mereka.
"iya, waktu itu kami sedang menuju tempat konser ibu dilaksanakan, tapi mobil kami hilang kendali akibat licin jalanan yang tertutup es sehingga kami menabrak pohon besar. Aku sempat sadar, aku memanggil ibu dan ayah namun mereka tidak menyahut dan aku melihat banyak darah yang keluar dari mereka, seketika itu aku histeris, jendela mobil yang pecah membuat suhu dingin dari luar masuk dan perlahan tubuhku mulai membeku." Tsubaki meneguk minumannya.
"Setelah sadar aku berada disebuah kamar, aku syok melihat perubahan di tubuhku. Kuku jari-jariku memanjang dan runcing, aku mempunyai taring dan sebagainya. Tidak lama ayahku sekarang menjelaskan untuk menyelamatkan aku, mereka mengubahku menjadi vampir. Yang masih tidak aku mengerti sampai sekarang kenapa mereka cuma mengubahku untuk menyelamatkanku, kenapa ibu dan ayah tidak mereka ubah juga sebagai vampir. Namun aku tidak menemukan jawabannya dari siapapun." Tsubaki menghela napas.
"apa kau menyesal telah di jadikan vampir ?"
"pada awalnya iya, kenapa aku tidak ikut kedua orangku saja. tapi setelah ayahku sekarang mengangkatku menjadi anaknya, mereka pun menawarkan apakah aku ingin menjadi pemain flute seperti ibuku. Karena ini adalah kenangan terakhir dari ibuku, maka aku menerima tawaran mereka. Mereka menepati janji, aku di berikan mentor yang terbaik, hingga aku menjadi pemain flute sekarang. Mungkin ini sudah takdirku,, jadi aku beruusa menikmatinya." kali ini Tsubaki menghabiskan minuman yang ada di gelasnya sekaligus.
"Pangeran aku boleh bertanya ?" Tsubaki mengambil kantong darah, lalu menuangkan ke dalam gelasnya.
"ada apa ?" jawab Kousei santai seraya memainkans cairan merah di gelasnya itu.
"jika pangeran menghindari manusia, kenapa pangeran bersekolah di sekolah manusia ?" tanya Tsubaki, dia memang dari dulu penasaran kenapa Kousei bersekolah reguler, bukankah vampir tidak butuh itu. Kousei adalah pangeran, dia bisa saja membayar pengajar yang bagus dan dirumahnya juga terdapat perpustakan pribadi yang lengkap. Mendengar pertanyaan Tsubaki Kousei tersenyum, sebelum menjawab Kousei mengabiskan sisa cairan digelasnya. Kousei pun mulai mencerita alasan kenapa dia bersekolah.
"ada anak kecil yang menginginkanku untuk bersekolah musik. Dia sangat menyukai permainan pianoku dan karena dialah aku menemukan duniaku yang baru. Dunia penuh warna tidak hanya hitam putih."
Tsubaki memandangi gelasnya yang berisi darah itu, "sepertinya Pangeran sangat menyanyangi anak kecil itu. Lalu dimana dia sekarang ? " respon Tsubaki setelah mendengar cerita Kousei.
"dia menghilang. Dimana waktu peperangan itu tanpa sengaja aku mendorongnnya hingga kepalanya terbentur. Mungkin dia sudah meninggalkan, tapi sampai sekarang aku belum menemukan jasadnya." jawab Kousei.
Kousei tidak ingin mengatakan sebenarnya kalau anak kecil itu masih hidup dan anak kecil itu sedang mengincarnya, karena anak kecil itu berpikir kalau dialah membunuh orang tuanya. Kousei memblok pemikirannya agar tidak bisa di baca vampir lain. Vampir tertentu bisa memblok pikirannya sendiri, tapi tidak bisa memblok pikiran orang lain. Jika ingin memblok pikiran orang lain itu harus menggunakan ilmu hitam. Pengguna ilmu hitam bisa dari kalangan manapun tidak hanya untuk bangsa vampir.
DU LIEST GERADE
The Prince of Vampire Kousei Arima
FanfictionAku mau up fanfic lagi, tapi ini tidak ada kaitannya dengan cerita asli atau kelanjutannya bisa di bilang minjam karakternya aja sih 🤣 Sinopsis : Kousei Arima seorang pangeran vampir di kerajaannya. Bangsanya dan bangsa manusia hidup berdampingan...