Chapter 12

24 4 3
                                    

Ryuu berpakaian kaos abu-abu, celana jeans, memakai topi baseball hitam dan berkaca mata berada di sebuah taman, tampaknya dia sedang menunggu seseorang. Lima menit kemudian muncul sebuah mobil yang berhenti tepat di depan Ryuu, orang yang di dalam mobil membukakan pintu mobilnya. Sekarang Ryuu duduk berhadapan dengan seorang pria berjas hitam, dia memberitahu bahwa Kaori mulai masuk sekolah lagi dan ada siswi pindahan seorang pemburu vampir yang bekerja di pemerintahan.

Pria berjas hitam itu masih dengan santai menghisap cerutunya setelah mendengar informasi dari Ryuu. Ryuu adalah mata-mata pria berjas hitam itu, dialah yang mengawasi Kousei di sekolah sebelum Kaori datang. Ryuu sejak dulu penasaran kenapa tugasnya hanya mengawasi Kousei dan malah menyuruh Kaori mendekati Kousei untuk menusuk dari belakang, padahal dia sendiri bisa tapi malah mendatangkan Kaori yang sekarang berkhianat dengan mereka.

Ryuu tidak pernah menyukai Kaori malah dia membencinya, dia berpura-pura baik karena perintah pria berjas hitam itu. Selain mengawasi Kousei, dia juga mengawasi Kaori apakah sudah menjalankan perintah dengan baik, itu sebabnya pria berjas hitam itu selalu mengetahui apa yang di lakukan Kaori, tentu Kaori tidak tahu itu. Waktu dia ingin menjadi pacar Kaori, itu hanya semata-mata ingin mengetahui hubungan Kaori dengan pria berjas hitam itu yang tampaknya sangat percaya dengan Kaori.

"kau kerjakan saja tugasmu, awasi saja mereka bertiga" kata pria berjas hitam itu, menyuruh supirnya untuk berhenti. Ryuu pun turun dari mobil itu dengan ekspresi tidak puas dengan reaksi pria berjas hitam itu. Dia selalu berpikir kenapa tugasnya selalu mengawasi serasa dia tidak dapat kepercayaan pria berjas hitam itu untuk melakukan pekerjaan yang lain.

...........

Kousei memainkan grand piano hitamnya membawakan Chopin - Raindrop Prelude, dia mengingat kembali waktu dia menyelamatkan Kaori.

Flashback

"aku mohon jangan bunuh dia!" pinta Kousei kepada sang ayahnya.

"kau sendiri sudah tahu kalau dia ingin membunuhmu ! Dan dia bekerja sama dengan orang itu !"

"aku tahu, tapi dia hanyalah gadis polos yang emosinya sedang di manfaatkan oleh seseorang. Jika sesuatu hal yang buruk terjadi karena dia, aku akan bertanggung jawab." Kousei mencoba meyakinkan ayahnya.

"kenapa kau begitu melindunginya ? apa karena dia gadis kecil itu ?"

"ya, dia hanya seorang gadis kecil yang sedang ketakutan dan kebingungan."jelas Kousei lagi mengelus pelan kepala Kaori yang tadi Kaori lagi demam tinggi.

"kalau begitu aku mnyerahkannya kepadamu, Kousei" Takahiko mencoba percaya kepada putranya itu.

"ya, terima kasih, Ayah"kata Kousei membungkuk tanda Kousei sangat berterima kasih bahwa ayahnya membiarkan Kaori tetap hidup.

Flashback off

Kousei menghela napas panjang setelah menyelesaikan permainan pianonya. Kousei beranjak dari kursi keluar dari kamarnya. Dia sekarang menuju sebuah pintu terlarang dimana Kaori hendak membukanya tempo lalu. Kousei pun membuka pintu itu, dimana sebuah lorong dengan lebar 2 meter dimana sisi kiri dan kanan terdapat pintu-pintu layaknya sebuah kos-kosan. Kousei mengetuk sebuah pintu yang pertama terdengar sahutan suara perempuan dari dalam.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt