Chapter 8

30 5 5
                                    

Diruang pribadi, ayah Kousei menyiapkan berkas-berkas yang hendak dibawa dalam rapat. Dalam kesibukkanya itu matanya tidak sengaja melihat pecahan batu yang di temukan oleh putranya di atas lemari. Lagi-lagi dia menghela napas panjang dan ekspresinya pun terlihat sedih. Setelah selesai menyiapkan keperluan rapat yang 2 jam lagi, dia memutuskan pergi ke suatu tempat.

Dia menyusuri lorong-lorong rumahnya itu, hingga dia berhenti di ujung lorong. Kalau dilihat tidak ada apa-apa hanya sebuah ujung buntu yang tertutup oleh dinding-dinding beton. Dia mengangkat tangan kanannya, mulutnya mulai komat-kamit membaca sebuah mantra. Tidak lama cahaya muncul yang semakin lama semakin terang dan bersamaan dengan itu munculah sebuah pintu.

Dia pun melangkahkan kakinya masuk ketika pintu itu terbuka, terlihat sebuah ruangan dengan suasana khas vampir dimana warnanya dominan merah dan hitam. Matanya tertuju kesebuah peti mati, dimana peti mati itu di keliingi tumbuhan mawar merah. Terlihat peti mati itu dilindungi oleh kekuatan sehingga tidak sembarang orang bisa menyentuhnya. Terlihat dia seperti membacakan mantra untuk menghilangkan kekuatan yang mengelilingin peti mati itu.

Dia mendekati peti mati itu dan membuka penutupnya, terlihat seorang wanita berambut hitam pendek mengenakan gaun merah dengan kedua tangannya di dada. Kalau orang tidak tahu wanita itu terlihat seperti sedang tidur, ya tidak seluruhnya salah karena wanita itu berada ditengah-tengah. Ayah Kousei berusaha untuk membuat istrinya terbangun lagi dengan berbagai cara, namun hasilnya nihil, tidak ada kekuatan yang bisa membuat istrinya tersadar kembali. Kousei tidak tahu akan hal ini, dia sengaja menyembunyikan dari putranya dan bilang ibunya sudah menghilang bersama kejadian 12 tahun yang lalu.

Tangan kanannya mengarah ke sebuah meja, dimana ada sebuah mangkok yang berisi darah. Dengan kekuatan mangkok itu terbang mengarah ke pria itu. Dia mencipratkan darah itu ke jazad istrinya agar struktur tubuh tidak ada yang berubah.

"kau akan selalu cantik, Saki" kata pria itu seraya mengelus wajah sang istri.

"maaf membuatmu seperti ini. Aku bukan suami dan ayah yang baik" lanjut pria itu penuh penyesalan.

..............

Di ruang kelas, Kousei dan murid yang lain sedang menunggu guru datang. Tidak lama Kousei mendengar suara langkah kaki menunju kelas, terlihat wanita berambut pendek hitam berpakaian rapi membuka ruang kelasnya. Wanita itu adalah Hiroko Seto salah satu pianis ternama di Jepang, serta seorang pengajar. Seketika mata murid teralihkan dengan sosok anak kecil berambut blonde gaya twintail, bersembunyi di belakang Hiroko.

Anak kecil itu sangat lucu, dimana dia mengikuti Hiroko di belakang seperti anak itik. Hiroko berdehem untuk mengalihkan perhatian muridnya. Hingga sang ketua kelas segera memimpin untuk memberi salam, di ikuti yang lain. Hiroko mengangkat anaknya duduk di kursi guru dan mengeluarkan alat gambar di tas di gendong anaknya itu.

"hari ini aku membawa dia, karena tidak ada yang menjaga dia" jelas Hiroko yang tahu murid-muridnya bingung dia membawa anaknya kedalam kelas. Hiroko mengambil kapur dan menuliskan berapa kata di papan tulis tentang materi apa yang di pelajari. Hari ini Hiroko akan membahas teknik-teknik dalam bermain piano, Hiroko menjelaskan macam-macam teknik sekaligus mempraktikannya, dimana di kelas itu sudah tersedia 1 buah piano.

Semua murid memperhatikan dengan seksama, kadang murid bertanya hal tidak mereka pahami. Baru setengah pelajaran, tiba-tiba Hiroko dapat panggilan ke ruang guru, mau tidak mau Hiroko menghentikan pelajarannya sebentar. Dia meminta murid untuk memahami materi yang dia jelaskan selama dia keruang guru, Hiroko pun juga pamit kepada anaknya yang sibuk menggambar itu.

Setelah Hiroko keluar, ya seperti anak sekolah umumnya, ada yang benar-benar belajar, ada yang bercanda, berdandan bagi siswi. Beberapa murid mendekati anak Hiroko untuk mengajak dia bermain bersama mereka. Anak Hiroko benar-benar lucu, sehingga banyak yang gemas dengannya. Suasana kelas sekarang jadi cukup riuh.

The Prince of Vampire Kousei ArimaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt