28. Teruntuk [Kamu]🍁

521 54 0
                                    

"Tidak seharusnya kamu berbicara seperti tadi Jihan." ucap Aluna yang saat ini tengah menemani putrinya yang sedang menenggelamkan wajahnya di bantal. Aluna mengusap punggung gadis tersebut. Jihan benar-benar menyesali perkataannya tadi.

"Maaf Ma."

Aluna hanya tersenyum melihat kelakuan putrinya yang sudah tumbuh dewasa. "Bicaralah pada kakakmu."

"Kakak pasti tidak akan memaafkanku, dia pasti akan memarahiku." ucap Jihan dengan wajah yang masih ditenggelamkan di bantal, sehingga suaranya tidak begitu terdengar jelas.

"Terus kamu mau gimana?" tanya Aluna dengan nada yang sangat lembut.

"Bantuin Jihan Ma." ucap Jihan yang telah menatap Aluna.

"Yaudah kamu sholat dulu. Nanti Mama bicara sama Raihan."

***

Raihan telah berada di ruang kelasnya. Ia mendapati kotak yang sepertinya berisi makanan dan terdapat surat juga di atasnya. Raihan tersenyum, ia berfikiran itu pasti bekal dari Shafa untuknya. Ia membuka secarik kertas tersebut.

Senyuman Raihan memudar ketika melihat bahwa Nazwa-lah yang mengirimi bekal itu untuknya.

"Wih, apaan tuh." Fadli yang datang tiba-tiba menarik kertas ditangan Raihan dan membacanya. "Ini salad buatan aku, semoga kamu suka ya..  from Nazwa." Fadli menatap Raihan dengan tatapan menggodanya.

"Wadaww, ada yang lagi Ce El Be Ka nih."

"Apaan tuh Ce El Be Ka?" tanya Raihan yang saat ini sudah duduk tenang di bangku yang biasa ia tempati.

"Cinta Lama Belum Kelar. Hahaha.."

"Garing lo." ucap Raihan dengan malas.

"Gue makan ya."

Raihan mengangguk dan Fadli mulai menyantap Salad tersebut. Beda dari buatan Fathia kemarin. "Kok rasanya beda ya," gumam Fadli.

"Beda gimana?"

"Ini rasanya pas banget nyatu di mulut ame hati. Juga baunya tuh.. humm lebih menonjol sama kenangan." Raihan tak segan-segan menjitak kepala Fadli yang mulai berbicara ngelantur.

"Hahahah.. Oh ya Han. Btw, lo udah kasih tau Shafa soal lamaran lo?" tanya Fadli yang kini sudah duduk di samping Raihan.

"Udah,"

"Emang uang lo udah cukup apa buat beli rumah?" tanya Fadli dengan masih memakan salad buatan Nazwa.

"Kalo beli belum, tapi kalo sewa udah cukup." Fadli hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Jadi lo udah beli cincin belum?"

"Cincin?"

"Iya lah, namanya juga lamaran harus ada cincin dong. Ck, gitu aja gak tau."

***

Shafa
Kamu diamana?

Raihan
Parkiran.

Setelah membaca balasan whatsapp dari Raihan, Shafa berjalan tergesa agar Raihan tidak menunggunya terlalu lama.  Shafa melambaikan tangannya melihat Raihan disana. Raihan pun tersenyum ke arahnya.

"Maaf ya kalo lama hehe.."

"Iya."

Raihan yang baru ingin memasangkan helm untuk Shafa, tiba-tiba muncul Nazwa di hadapannya.

Kamu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang