7. Teruntuk [Kamu]🍁

819 72 1
                                    

Para mahasiswa mulai berdatangan memasuki kampus. Waktu baru menunjukkan pukul 18.30. Sedangkan acaranya akan dimulai sekitar pukul 21.00.

Shafa masih mencuci piring di dapur sedangkan Raihan telah mandi. Saat ini Raihan hanya memakai kaos putih polos dan celana santai selutut. Ia menuruni tangga kamarnya dan melihat Shafa yang sedang mencuci piring. Raihan segera menghampiri Shafa dan membantunya untuk mencucikan piring-piring tersebut.

"Kamu mau ngapain han?" tanya Shafa yang terkejut dengan kedatangan Raihan.

Ia mengalihkan pandangannya karena Raihan hanya memakai baju yang menampakkan postur tubuh Raihan dengan sangat jelas.

"Mau bantuin kamu lah." jawab Raihan dengan santainya.

"Ehh gak usah, ini biar aku aja." ucap Shafa sambil mengambil piring yang ada di tangan Raihan. Raihan mengambil lagi piring tersebut dan mencucinya sambil tersenyum menggoda Shafa yang telah mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan Raihan yang ngotot mau membantunya.

"Kak Raihaan!" teriak Jihan dengan kencangnya. Raihan tak menyahuti teriakan adiknya. Ia malah melanjutkan aktivitas mencuci piringnya tanpa mempedulikan teriakan adiknya yang bisa saja memecahkan gendang telinga.

Shafa hanya menggelengkan kepala melihat raut wajah bodoamat dari Raihan. Bisa-bisanya ia mengacuhkan adiknya yang sudah kalang kabut hingga berteriak tidak karuan seperti itu.

"Kak! Jublek apa gimana sih, pinjem motor dong mau ke alfamart nih beli jajan." ucap Jihan yang telah berdiri di belakang Raihan dan Shafa.
Raihan menyerahkan kontak sepedanya dan Jihan langsung melenggang pergi.

"Dasar bocah. Gak ada terimakasihnya sama sekali lo ya." ucap Raihan dengan wajah datar.
Jihan hanya menjulurkan lidahnya mendengar perkataan kakaknya.

"Udah mau isya' Fa. Nanti ke kampus bareng sama aku."

Shafa hanya mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Setelah mandi, Shafa segera mengambil air wudhu dan sholat Isya'.

Setelah sholatnya selesai, ia hanya memoles wajahnya dengan bedak sedikit. Hampir tidak terlihat sangking tipisnya. Ia mengenakan gamis warna taro dengan kombinasi warna ungu tua serta pashmina warna dusty pink dan mengenakan tas selempang warna hitam sederhana.

Raihan mengetuk pintu kamar Shafa.
"Fa, udah belum? nanti kemaleman lo." ucap Raihan yang sedang di ambang pintu Shafa. Shafa mengernyitkan dahinya.
Ini baru pukul 19.15. Kenapa ia gugup sekali?

Shafa segera membuka pintu kamarnya dan melihat penampilan Raihan yang mengenakan baju taqwa yang dipilihnya tadi pagi dengan celana drawsting hitam. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Raihan menyeringai melihat Shafa yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa? Aku ganteng ya?" tanya Raihan dengan memasang wajah sok kerennya.

"Ihh apaan, PD banget." ucap Shafa lalu berjalan melewati Raihan. Raihan tertawa singkat dan segera menyusul Shafa.

Mereka berdua berpamitan dengan Aluna, setelah itu segera memasuki mobil Raihan.

"Kita jemput Fathia dulu ya," ucap Raihan.
Shafa hanya mengangguk. Fathia pasti takut kalau ia naik motor sendiri. Karena pulangnya nanti pasti tengah malam. Jadi wajar jika ia memilih untuk berangkat bersama dengannya dan Raihan. Fathia juga telah mengetahui jika Shafa bekerja di rumah Raihan.

Fathia ternyata telah menunggu mereka berdua di depan gerbang rumahnya. Kemudian ia segera menaiki mobil Raihan setelah mobil tersebut berhenti tepat di depannya.

Kamu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang