22. Teruntuk [Kamu]🍁

536 49 0
                                    

"Seorang teman sejati adalah, dia yang memberi nasehat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang membelamu saat kamu tidak ada." – Ali bin Abi Thalib.



Ting.. tong!

"Assalamu'alaikum," ucap Regan dan Fadli bersamaan. Mereka sedang berada di depan pintu rumah Raihan.

"Wa'alaikumussalam." Jihan menatap tajam ke arah teman kakaknya. Jihan masih berada di ambang pintu, belum mempersilahkan mereka berdua untuk memasuki rumahnya.

"Eh ada neng Jihan. Abangnya ada gak neng?" tanya Fadli sambil mengerling pada Jihan. Jihan memutar bola matanya dengan malas.

"Ada. Kenapa?"

Jihan masih kesal dengan mereka berdua saat terakhir kali menginap di rumahnya, ia tak bisa tidur semalaman karena mendengar mereka yang berteriak dengan kencangnya karena Game yang mereka mainkan. Entah itu Em El, Ep Ep atau Pabji yang membuat mereka heboh. Dan malangnya lagi, esoknya ada ulangan dadakan dan ia malah mengantuk tak bisa berkonsentrasi. Beruntung ia memiliki otak yang lumayan cerdas karena faktor keturunan.

Regan berdeham. "Ehem! Gini Jihan. Kita mau belajar bareng sama kakak lo."

"Belajar apaan. Belajar maen Ep ep?"

Regan meringis mendengar pertanyaan sindiran dari Jihan.

"Iya sih, boleh lah jihan. Kita udah janjian sama kakak lo."

Jihan masih tak bergeming.

"Ada apa nih? Eh, ngapain kalian kesini?" celetuk Raihan yang tiba-tiba datang karena mendengar percecokan.

"Yelah han. Yang sopan dikit kek ama tamu lo." ucap Fadli.

"Kita mau numpang nginep han." kata Regan.

"Masuk." Raihan menyuruh mereka berdua masuk namun Jihan masih tak terima.

"Eh. Kok main masuk-masuk aja sih kak. Kalau mau nginep ada syaratnya."

Regan dan Fadli antusias menunggu syarat dari Jihan.

"Pertama, kalian gak boleh berisik. Kedua, pesenin gue ama abang gue makanan enak, berkelas, terjamin halalnya. Ketiga, lo harus ikhlas."

Fadli mengusap-usap bahu Regan karena Regan memasang wajah yang sangat tidak enak dilihat.

"Udah tenang Re lo gak usah bingung. Ini yang bayar lo aja."

"Enak aja lo kalo ngomong. Gue gak bawa duit." ucap Regan setengah berbisik.

"Udah, gue yang bayar." ucap Raihan yang membuat mata Fadli dan Regan berbinar-binar. Sebenarnya makan gratis adalah tujuan utama mereka dan wifi juga tentunya.

"Gak bisa gitu dong kak!" protes Jihan.

"Gak baik mendzalimi orang ganteng neng." ucap Fadli yang membuat Jihan mendengus.

Raihan lalu berjalan diikuti dengan Regan dan Fadli yang senyam senyum. Sedangkan Jihan sedang memasang wajah kesalnya.


"Skuy gue login nih." ucap Fadli dengan semangat yang membara di jiwanya.

Kamu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang