45. Teruntuk [Kamu]🍁

627 55 0
                                    


"Woi, bangun! Kalian pada gak shubuh apa?" Fathia mengetuk-berulang-kali pintu kamar para lelaki yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda sudah bangun.

Tok..tok..tok

Meysha juga mencoba mengetuk pintu dengan keras, namun nihil. Yang ada malah suara dengkuran keras yang sampai di indera pendengarannya.

"Kebo banget sih." cerocos Lala yang juga ikut menunggu agar mereka bisa shubuh berjama'ah.

"Kita sholat dulu aja." ucap Shafa dan di angguki oleh teman-temannya.

Beberapa menit kemudian, Dream telah selesai dengan ritual mandi-nya. Ia keluar dari kamar dan menyalakan TV LED sambil mendudukkan diri di shofa.

Cklek..

Dream menatap Raihan yang keluar dari kamar dengan penampilan yang lumayan berantakan. Raihan berjalan dengan gontai untuk mengambil minuman.

"Dasar kebo," ucap Dream dengan pelan namun Raihan masih bisa mendengarnya. Detik kemudian ia membulatkan matanya dan berlari menuju kamarnya.

"Bangun! Ayo shubuh!" teriak Raihan membuat teman-temannya terkejut.

"Iya-iya, berisik banget lo. Baru jam berapa sih." ucap Regan dengan masih memeluk guling di atas kasur.

Raihan menarik tubuh Regan dan Fadli yang masih saja tak berkutik di tempatnya dan menyeretnya menuju kamar mandi untuk segera berwudhu tanpa mandi. Karena jam sudah menunjukkan pukul 05.30.

"Ck, ah ganggu aja lo. Gue lagi mimpiin pevita pearce juga." gumam Fadli dengan mata yang masih tertutup.

***

Mereka saat ini telah berada di pantai pinggir villa setelah selesai dengan ritual sarapannya. Shafa mengenakan kaos polos dengan dipadukan training sederhana.

Shafa duduk di tepi pantai bersama dengan Meysha sambil meminum es kelapa yang sangat segar. Sesekali ia tersenyum melihat teman-temannya yang sangat menikmati kegiatannya masing-masing. Dream dan Lala sedang bermain air dan selalu di ganggu oleh Fadli dan juga Christo. Fathia bersama Regan yang entah kemana perginya mereka berdua. Sedangkan Raihan berdiri sendirian di tepi pantai sambil mendengarkan music lewat headset-yang bertengger di telinganya.

Shafa tersenyum kecil melihat Raihan yang memejamkan matanya menikmati angin sepoi-sepoi dari kejauhan.

"Cie yang lagi bahagia nih." ucap Meysha dengan menyenggol bahu Shafa.

"Apaan sih Mey."

"Lo beruntung banget dapetin Raihan Fa. Ganteng banget beneran deh." ucap Meysha menatap Raihan dari kejauhan yang hanya mengenakan kaos dibaluti kemeja dan jeans selutut.

Shafa mencubit lengan Meysha dengan pelan. "Jaga matanya."

"Hehe iya-iya."

"Oh ya Fa, gue kangen deh sama Alfa. Perasaan setiap kali di kampus gak pernah liat dia deh." Lanjut Meysha.

"Ya kamu tanya sendiri lah sama orangnya."

"Ishh, gue kan gak berani."

"Katanya udah pacaran sepuluh kali." goda Shafa membuat Meysha mengerucutkan bibirnya.

"Lo tau gak, setiap malem gue tuh pengen banget kirim chat sama dia. Tapi emang bener-bener gak berani."

"Menurut lo, Alfa orang nya gimana sih?" tanya Meysha pada Shafa.

Shafa berfikir sejenak. "Emm, baik kok."

"Cuma gitu doang?"
Shafa hendak menjawab lagi namun terhenti karena teriakan Christo.

Kamu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang