'Stop han, tubuh aku panas dingin nih' batin Shafa yang lengannya dipegang oleh Raihan sedari tadi.
"Tangannya mau dilepasin apa aku pegang gini aja nih?" tanya Raihan yang ingin menaiki mobilnya.
"Ya dilepasin lah, masa mau nyetir pegang tangan aku gimana sih," ucap Shafa pada Raihan yang mengeluarkan senyum menggodanya pada Shafa.
"Ya namanya juga cinta, kemana-mana pengen nempel terus,"
Perkataan Raihan suskes membuat pipi Shafa memerah seperti kepiting rebus.
Raihan yang melihat Shafa menyembunyikan wajahnya pun tak bisa menahan tawanya."Kok ketawa?" tanya Shafa dengan heran.
"Kamu lucu ya kalau malu-malu gitu."
"Siapa juga yang malu, sok tau banget!" Shafa menggembungkan pipinya.
"Iya, iya.. Yaudah masuk gih."
Mereka berdua menaiki mobil Raihan. Dan jangan tanya keadaan dimobil tersebut seperti apa. Raihan tak henti-hentinya menggoda Shafa.
Mobil Raihan tepat berhenti di sebuah toko bunga. Shafa bingung kenapa Raihan mengajaknya ke toko bunga pamannya. Pasalnya, ia tidak pernah meminta Raihan untuk membawanya kesini.
"Aku tau kamu pasti kangen sama paman kamu." ucap Raihan.
Shafa tersenyum mendengar penuturan laki-laki di sampingnya tersebut. Lalu pandangannya teralihkan menatap seorang perempuan bersama dua orang laki-laki berbadan kekar yang sedang berbicara dengan pamannya di depan toko bunga. Namun, sepertinya ada yang aneh dengan orang-orang tersebut.
***
"Gak bisa! Aku bilang gak bisa ya gak bisa, Shafa udah tenang di sini!"
"Kamu bilang Shafa dimana, atau nggak aku hancurin toko bunga kamu!" Ancam Rani pada kakaknya sendiri.
Shafa buru-buru turun dari mobil dan di ikuti Raihan saat melihat dua orang laki-laki yang mengenakan jaket kulit warna hitam mulai menendang pot-pot bunga yang ada di toko bunga pamannya.
"Mama?" Shafa membulatkan matanya saat melihat siapa perempuan yang ada didepannya kali ini.
"Shafa!" ucap Rani dan Ilham bersamaan.
Rani segera memeluk Shafa, namun Shafa hanya diam tak membalas pelukan Rani. Ia terlalu terkejut dengan kedatangan mama nya.
"Mama kemana aja?" Tanya Shafa dengan raut datar.
"Selama ini Mama tinggal di luar negeri sayang, dan liat.. itu yang ada di mobil adalah Papa tiri kamu dan kakak ipar kamu." ucap Rani sambil menunjuk ke arah mobil hitam yang terparkir di depan toko bunga pamannya.
"Jadi, Mama mau ajak kamu ke luar negeri dan tinggal bersama lagi sama Mama ya." ucap Rani dengan mengelus pucuk kepala Shafa.
"Shafa gak mau, kalau Mama mau hidup lagi sama Shafa, Mama tinggal disini aja, gak perlu ke luar negeri." ucap Shafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu [SELESAI]✔
RomansaTak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sepucuk kertas yang kutulis dengan torehan tinta sederhana mampu merubah kenyataan hidupku. Aku selalu dan akan selalu percaya akan takdir yang Allah gariskan untukku. Kuharap, esok nanti dirimu masih sama sepe...