4. Teruntuk [Kamu]🍁

1K 95 0
                                    

Cuaca sedang bersahabat karena mentari pagi yang tidak terlalu panas serta udara yang sangat sejuk.

Shafa telah berada di rumah nya atau lebih tepatnya di rumah pamannya. Shafa membuka ponselnya yang dari kemarin ia nonaktifkan. Sungguh betapa banyak notif yang masuk dari Fathia. Shafa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat 25 panggilan tak terjawab dan 30 pesan masuk. Shafa membuka WhatsApp--nya dan mendapati nomor tak dikenal. Dan itu adalah Raihan.

+62836XXXXXXX
Assalamu'alaikum, ini nomor aku.
Raihan

Shafa
Wa'alaikumussalam, iya Raihan.

Di simpannya nomor tersebut lalu ia tersenyum melihat foto profil Whatsapp Raihan yang sedang memasang wajah datar. Di belakangnya terdapat pemandangan gunung bromo. Pada foto tersebut Raihan menggunakan jaket kulit dan topi hitam serta syal yang menggantung di lehernya.

Raihan
Bagaiaman keadaanmu?

Shafa
Alhamdulillah, sudah baik kok.

Raihan
Aku sudah menemukan pekerjaan buat kamu. Tapi sebagai asisten rumah tangga di rumahku. Kamu mau gak? Kalau keberatan, akan aku carikan pekerjaan lainnya lagi.

Shafa tampak berfikir dengan apa yang Raihan ketikkan.
Asisten rumah tangga? boleh sih, tapi apa pamannya menyetujuinya?


Shafa
Aku tanyakan dulu pada paman han.

Lama Shafa menunggu. Namun tidak ada tanda-tanda Raihan akan membalas pesannya meskipun masih tertera kata online disana.

'Jangan terlalu berharap padanya Shafa. Raihan tidak mencintaimu! Ia hanya kasihan padamu.' batin Shafa yang masih setia melihat ponselnya.

"Nih sinyal pada kemana sih?!?" ucap Raihan sambil mengarahkan iphone-nya ke segala arah untuk mendapatkan Signal.

Raihan keluar dari kamarnya dan sekarang ia berada di teras belakang rumahnya. Ia menyandarkan tubuhnya serta menghirup udara segar pagi hari. Hari ini tidak ada mata kuliah. Apalagi beberapa hari lagi akan menginjak acara party di kampusnya.
Raihan yang ingin membuka notif Whatsapp dari Shafa pun tak jadi akibat teriakan Aluna yang memanggilnya.

"Mas haaannn....." teriak Aluna mencari Raihan.

"Raihan di teras ma." ucap Raihan dengan volume yang sedikit keras namun tak melebihi volume suara Aluna tentunya.

"Mas, gimana keadaan Shafa?" tanya Aluna sambil duduk di samping Raihan.

"Shafa udah baik ma. Besok juga pasti masuk kuliah." ucap Raihan dengan tersenyum.

"Ma. Ada yang ingin Raihan tanyakan." ucap Raihan sambil menatap lekat ke arah Aluna. Aluna hanya mengangguk dan tersenyum.

"Apakah perasaan khawatir dan nyaman pada seorang juga termasuk cinta?" tanya Raihan yang menatap lurus kearah manik mata Aluna.
Aluna hanya tersenyum. Ia sudah tahu kalau perempuan yang Raihan maksutkan adalah Shafa.

"Mas han suka ya sama Shafa?" tanya Aluna menyenggol bahunya sambil tersenyum menggoda. Jarang sekali Raihan menanyakan perihal perasaan padanya setelah kejadian tiga tahun yang lalu. Raihan hanya menghendikkan bahunya. Bukannya menjawab pertanyaannya. Eh, malah balik tanya.
Raihan pergi meninggalkan Aluna yang membuat Aluna heran menatnya.

Kamu [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang