Fathia dan Meysha berada di kantin. Sedangkan Shafa, ia memilih untuk ke perpustakaan. Shafa memilih berada di perpustakaan karena perasaannya sedang tidak baik hari ini. Setelah di panggil ke ruangan dosen, ia mendapat pemberitahuan bahwa di semester tiga beasiswanya sudah tidak akan berlaku lagi. Ia harus membayar tagihan kampus seperti lainnya yang melalui jalur biasa.
Shafa tak berniat menceritakan hal ini pada siapapun. Ia memilih untuk memendamnya sendiri.
"Apa yang harus aku katakan pada paman?" gumam Shafa pelan. Ia menghela nafasnya berkali-kali. Semoga ia bisa melewati cobaan yang Allah berikan padanya.
"Hei." ucap Alfa yang tiba-tiba datang dan duduk di kursi depan Shafa. Shafa hanya menatapnya sekilas.
"Dari tadi aku liat kamu ngelamun terus. Ada apa?" tanya Alfa.
"Gak papa kok Al." ucap Shafa sambil tersenyum.
Alfa menganggukkan kepalanya. "Aku tadi lewat toko kamu. Kok kaya ada kedai ya disana? Kamu buka kedai?" tanya Alfa.
Shafa mengangguk. "Iya Al."
"Kedai apa?"
"Kedai es. Kapan-kapan kamu mampir ya, aku gratisin es buat kamu deh."
"Emm, boleh juga." ucap Alfa dengan tersenyum balik ke arah Shafa.
"Wah, enak banget nih. Nanti kita bantuin lo promosi deh biar tambah laris." ucap Meysha yang saat ini telah berada di kedai Shafa.
"Bener Fa." timpal Fathia.
Shafa tersenyum pada mereka.
"Makasih,"
"Oh ya. Kemarin Raihan bilang mau ngelamar aku." ungkap Shafa dengan malu-malu. Mungkin ini sudah saat nya Shafa memberi tahu teman-temannya.
"Apa?!" ucap Fathia dan Meysha bersamaan.
"Lo serius?" tanya Fathia.
Shafa mengangguk antusias dan tersenyum malu.
"Wah, selamat ya Fa. Lo beruntung banget."
"Assalamu'alaikum." ucap Alfa yang tiba-tiba telah berada di depan mereka bertiga. Entah kapan ia datang.
"Wa'alaikumussalam. Alfa? Kok ada di sini?" tanya Shafa.
Alfa tersenyum dan itu membuat Meysha tampak gugup melihatnya.
"Mau beli es boba buatan kamu."
"Oh ya udah, sini duduk." Alfa memposisikan dirinya duduk di samping Meysha. Tempat yang Shafa duduki tadi.
Sedangkan Shafa, ia mulai membuatkan es untuk Alfa."Tadi pada ngomongin apa kok rame banget." tanya Alfa pada Fathia dan Meysha.
"Itu Shafa katanya mau dilamar sama Raihan." ucap Meysha dengan entengnya dan itu membuat Shafa dan Fathia melihatnya dengan tajam. Sedangkan Meysha, hanya mengatupkan bibirnya dengan rapat dan meringis karena kejujurannya.
"Bener Fa?" Alfa sangat terkejut mendengar pernyataan dari Meysha.
Shafa yang ditanya begitu hanya bisa mengangguk ragu.
Alfa menghembuskan nafasnya dalam lalu detik kemudian ia tersenyum.
"Selamat ya."
Alfa mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Hatinya terlalu sakit mendengar kabar bahwa Shafa telah di lamar oleh Raihan.
"Ya Allah, kuatkan hati hamba." Ia menghentikan mobilnya lalu memijit pelipisnya. Ia terlalu pusing dan terlalu lelah hari ini. Niatnya ingin bertemu dan mengungkapkan perasaannya pada gadis itu hilang seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu [SELESAI]✔
Roman d'amourTak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sepucuk kertas yang kutulis dengan torehan tinta sederhana mampu merubah kenyataan hidupku. Aku selalu dan akan selalu percaya akan takdir yang Allah gariskan untukku. Kuharap, esok nanti dirimu masih sama sepe...