Isel melangkahkan kaki keluar dari teras dan langsung keluar ke jalanan ketika matahari tengah menyambut dengan teriknya. Dia kini mulai berbaur dengan orang-orang yang kini berlalu lalang. Namun, langkah kakinya terhenti ketika siaran berita di salah channel tv nasional tengah menyiarkan berita tertangkapnya seorang politikus yang menggelapkan pajak.
Bibirnya menyunggingkan senyum samar. Ada kebanggaan liar yang memenuhi hatinya. Sejenis kebanggaan karena telah mencatatkan satu rekor keberhasilan baru tanpa ketahuan. Tentu saja Isel tidak memiliki keinginan untuk menjelaskan pada orang lain, karena tidak ada yang tahu secara pasti—selain dirinya sendiri—kalau berita hari ini buah kerjanya semalam.
Pembawa acara berita itu juga menjelaskan adanya kasus pencurian di rumah sang politikus. Dirinya dijelaskan sebagai sosok misterius yang tertangkap kamera CCTV. Tidak cukup sampai di situ, penampakannya juga dideskripsikan sebagai sosok gelap dan hitam. Benar-benar keterlaluan, padahal wajahnya cantik begini dan tubuhnya juga bagus. Sayang sekali, mereka melewatkan model cantik semalam. Isel menggeleng lalu terkekeh pelan, mereka benar-benar jenis manusia yang tidak beruntung.
Dia memutuskan melanjutkan perjalanan setelah puas mengejek siaran berita. Namun, dia hanya berjalan beberapa meter sebelum akhirnya berbelok menuju deretan toko di tepian jalan. Isel terus melangkah dan berhenti di depan salah satu memasuki butik yang cukup besar di pojok jalan. Butik yang menyediakan baju wanita itu kini sedang yang ramai pengunjung. Dia mengulum senyuman sebelum melangkah masuk dengan percaya diri bersama beberapa gadis dengan rambut menjuntai juga tampak berjalan masuk bersama rombongan. Namun, pada akhirnya dia memilih untuk memelankan langkah dan mengikuti mereka di belakang.
Matanya kini tertuju pada kemeja kanvas dengan warna-warna pastel yang terpajang di dekat pintu. Kelihatannya dia membutuhkan beberapa pasang kemeja baru. Mungkin Noel akan memuji pilihannya kali ini. Saat memegang salah satu kemeja, dia melirik kamera CCTV yang terpasang di dekat pintu. Pandangannya juga beralih ke kamera lain yang tersebar di berbagai sudut ketika memasukkan kemeja yang dipilihnya ke keranjang belanja. Hmm, pengamanannya lumayan cukup ketat. Tentu saja, kamera-kamera itu tetap membuatnya senang karena bisa memberikan tantangan tersendiri untuk dilampaui. Dia tidak salah memilih butik ini karena tempat ini menyediakan rintangan yang cukup besar untuk seorang pencuri profesional. Bukankah sekarang saatnya beraksi.
Isel terus berjalan dengan keranjang belanja yang terisi nyaris setengahnya. Akan tetapi, dia tetap meraih beberapa potong yang tiba-tiba saja tampak menarik. Langkahnya terhenti kala gadis-gadis berisik yang tadi sibuk memilih pakaian dalam kini terlihat gembira saat memegang baju-baju dengan corak warna-warni. Apa itu sedang tren? Apa dia juga harus membelinya agar tampak kekinian?
Isel kembali bergerak mendekati para gadis yang terdengar cekikikan. Memposisikan diri di dekat mereka, mengambil apa yang mereka masukkan ke dalam keranjang belanja. Terkadang dia juga ingin punya teman wanita juga. Berbelanja cukup dekat begini, rasanya jadi semacam punya teman, meski hanya sekedar jadi bayangan. Bukan masalah, dalam pertemanan pasti ada yang dominan dan ada yang tidak lebih dari sekedar kerikil. Sama seperti dalam pencurian, dirinya masuk ke kategori profesional dan tidak selevel dengan orang yang mengutil di pasar.
Gadis-gadis itu terus berbicara satu sama lain. Mereka juga sesekali tertawa keras. Isel melirik dan menemukan mereka mengambil motif bulu macan. Apa itu bisa membuat wanita tampak gahar? Kenapa tidak yang berenda sih, merah muda misalnya, biar tampak lebih feminim. Namun, saat hati ini tergerak siapa yang bisa melawan. Dia ikut juga mengambil juga celana dalam motif macan tutul itu dan menjejalkannya ke dalam keranjang belanja. Dia sengaja memilih motif itu karena mendengar pembicaraan mereka kalau cowok-cowok suka motif yang keren semacam itu. Mungkin dia juga harus membeli motif yang sama untuk Noel nanti. Aaah, membayangkan Noel mengenakan pakaian dalam motif macan membuat pipinya memanas. Meski pemuda itu pasti menolak memakai pakaian dalam sejenis dengannya, takut dikira semacam seragam.
![](https://img.wattpad.com/cover/214244377-288-k388734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One : En Passant
FantasyBuku Satu Kabar burung menyebutkan kalau kerajaan Diliar memiliki komplotan bawah tanah bernama Khisfire. Ada yang bilang kalau Khisfire adalah komplotan pembunuh bayaran. Namun, tidak ada yang pernah bertemu Khisfire--lebih tepatnya tidak pernah a...