Suasana rumah ini mulai ramai sejak pagi. Contessa sudah sangat sibuk untuk menyiapkan pesta minum teh sederhana yang akan dihadiri oleh para wanita bangsawan. Rata-rata wanita itu lebih tua usianya dari Contessa yang baru saja menginjak usia dua puluh satu tahun. Namun, mereka tidak akan pernah menolak undangan untuk datang ke rumahnya. Selain karena dirinya adalah putri Duke White, salah satu dari empat Duke yang ada di Diliar. Contessa juga merupakan tunangan Pangeran Kendell, wanita yang akan jadi ratu di masa depan.
"Apa semuanya sudah siap?" Contessa mengedarkan pandangan ke sekeliling.
"Iya, Miss. Hanya tinggal menunggu para tamu datang," sahut kepala pelayan yang bertanggung jawab mempersiapkan pesta minum teh hari ini.
"Baiklah. Terima kasih sudah dipersiapkan."
"Ini memang tugas saya, Miss," katanya lagi sambil mengirimkan senyuman sebelum membungkuk pada gadis itu.
Contessa memandangi sekeliling. Pesta minum teh kali ini ada akan diadakan di taman saja. Tatapan matanya jatuh pada semak mawar putih yang ada di dekat meja. Warna mahkota bunga itu terlihat bersih dan menyenangkan. Tatapannya kini beralih pada deretan cangkir yang belum terisi serta kue-kue dan cookies yang ditata di tray bertingkat.
Gaun putih lengan panjang dengan hiasan benang hijau ini juga cantik. Warna ini membuat mata hijau dan rambut cokelatnya terlihat lebih menonjol. Apalagi ditambah dengan bawahan mencapai mata kaki ini memberikan kesan kalau dirinya adalah Lady yang menjaga kesopanan dan calon ratu yang anggun serta sederhana. Gadis itu lalu mengusap cincin di tangannya. Cincin yang membuktikan kalau dirinya dan Pangeran Kendell kini telah terikat. Semuanya sempurna dan hari ini akan jadi titik awal perannya sebagai salah satu wanita kelas atas. Tidak, dia akan menjadi pemimpin para wanita itu untuk mengendalikan Diliar.
"Miss Contessa?"
Contessa tersentak kala mendengar seseorang menyebut namanya. Gadis itu langsung menoleh dan menemukan kepala pelayan kini ada di belakangnya.
"Ya?"
"sudah sampai di depan gerbang," katanya memberitahu.
"Baiklah, aku akan keluar untuk menyambut," sahutnya cepat.
Contessa berbalik dan berjalan menuju bagian depan rumahnya. Dia tidak perlu terburu-buru karena wanita itu bisa menunggu. Hanya saja, dia harus menyambut karena tamu yang hadir itu karena usia dan reputasi keluarga Morrison sangat baik sampai saat ini. Wanita itu telah turun dari mobilnya kala Contessa menuruni tangga di depan teras rumahnya. Gadis itu buru-buru mengangkat rok lalu membungkuk untuk menyambut.
"Selamat datang, Marchioness!" katanya.
"Oh, Lady Contessa. Terima kasih undangannya," sahut wanita itu sambil menundukkan kepala untuk membalas salam yang diberikan Contessa beberapa saat lalu.
"Saya juga senang karena Anda menyempatkan waktu," ucap Contessa.
"Sudah cukup basa-basinya, bagaimana kalau kita segera masuk ke dalam?" potong Machioness Morrison.
"Dengan senang hati."
Contessa berdiri di samping wanita yang datang dengan gaun biru tua itu. Sesekali berbincang sambil berjalan masuk. Tamu pertama sudah datang dan hanya tingga menunggu sebelas tamu lain maka pesta akan segera dimulai. Senyuman merambati bibir Contessa seiring langkah kakinya.
Senyuman itu ada di bibir gadis itu ketika sebelas wanita lainnya datang tidak lama setelahnya. Mereka kemudian berkumpul di meja panjang dengan cangkir teh dan sepiring kecil camilan di depannya. Pembicaraan pembuka hanya seputar kudapan, teh lalu bergeser pada gaun dan perhiasan yang sedang tren saat ini. Contessa menikmati semua pembicaraan ini dan sesekali menimpali. Dia hanya perlu bersabar sebentar sampai mereka puas berbagi cerita lalu setelahnya dia akan mengambil alih obrolan karena dia tuan rumah dan nona yang mengundang mereka semua hari ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/214244377-288-k388734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One : En Passant
FantasíaBuku Satu Kabar burung menyebutkan kalau kerajaan Diliar memiliki komplotan bawah tanah bernama Khisfire. Ada yang bilang kalau Khisfire adalah komplotan pembunuh bayaran. Namun, tidak ada yang pernah bertemu Khisfire--lebih tepatnya tidak pernah a...