T i b a - t i b a _ Y o h a n e s _ k e h i l a n g a n _ k e s a d a r a n n y a _ d a n _ t e r l e l a p _ d i _ d a d a _ S y l a _ n a p a s _ S y la _ m e m b u r u _ b e g i t u _ k e n c a n g _ l a l u _ i a _ j u g a _ p e r l a h a n _ t e r l e l a p _ d e n g a n _ a i r _ m a t a _ y a n g _ t e r l i h a t _ b e g i t u _ s e m b a b _ k a r e n a _ t e r u s _ m e n a n g i s
Happy reading 🎉
Cahaya matahari menerobos masuk ke kamar Yohanes membuat tuan putri yang tengah terlelap diasana terbangun karena silaunya cahaya matahari, tangannya terasa nyeri bibir nya perih dan masih berdenyut ia terbangun dari tempat tidur tersebut tubuhnya terasa pegal ia berjalan menuju cermin yang ada di ruangan tersebut yang melihat dengan tampilan yang menakutkan, matanya sembab, dagunya legam, bibirnya bengkak dengan sedikit sobekan disudut nya, kedua pergelangan tangannya legam dan ia masih merasa beruntung karena pakaiannya masih utuh melekat pada pada tubuhnya. Ia lalu menoleh ke meja yang kayu jati berlapis emas putih yang kokoh disana terdapat seporsi roti lapis/sandwich lengkap dengan segelas susu sapi original dan ia tidak melihat botol-botol minuman yang kemarin berjejer menghiasi meja tersebut melainkan secarik kertas berisikan yang berisikan tulisan bahkan kamar tersebut kini sudah tidak ada lagi bau alkohol yang menyengat melainkan bau bunga lilith yang harum semerbak, ia lalu melangkahkan kakinya menuju meja tersebut dan mengambil surat tersebut ia membukanya dan membaca isi surat tersebut perlahan
" Maaf kan aku, aku tidak bermaksud melakukan hal itu padamu bahkan aku tidak mengingat apa yang terjadi semalam semuanya terjadi begitu saja jujur sebenarnya aku sangat khawatir karena kamu tak kunjung pulang meskipun hari sudah larut "
" maaf jika aku menyakitimu kumohon maafkan aku, setelah kamu bangun tolong makan sandwich yang aku buatkan khusus untukmu diatas meja sebagai permintaan maafku dan tolong lupakan kejadian semalam anggap saja sebuah angin lalu yang tidak pernah terjadi."
" Saat kau pulang bekerja nanti aku akan menjemputmu lalu aku akan menjelaskan semuanya padamu"by your beloved brother 💕
Syla membaca surat tersebut sambil menggigit bibir bawahnya dan tiba-tiba cairan bening melintas dimatanya dan mengalir kebawah tanpa disuruh membasahi pipinya tak kala membaca bagian ke 2 membuat hatinya terasa sangat menyakitkan, Syla sekarang tengah meringkuk disudut kamar tersebut pikirannya kacau bahkan ia merasa malu pada dirinya sendiri membuatnya seketika berada dalam kebencian dan cinta
***
Yohanes terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sakit juga tubuhnya dan bibirnya terasa perih ia lalu menyibak selimutnya dan menampilkan sosok seorang gadis yang terlihat terluka disampingnya betapa terkejut dan tidak menyangka ya Yohanes saat melihat adiknya sendiri seperti itu
ia lalu berjalan menuju cermin dan melihat dirinya sendiri dalam cermin tersebut. Matanya terlihat sayu bibirnya bengkak dan ia masih mengenakan setelan kemeja yang ia kenakan kemarin saat bekerja dengan 3 kancing atasnya yang terbuka menampilkan dada bidangnya lalu ia menoleh pada Syla yang tengah terlelap terlihat matanya begitu sembab dagunya legam dan sudut bibirnya sobek ditambah bengkak
"Hah tidak mungkin, apa yang aku lakukan padanya?!" Yohanes frustasi dan mengacak ngacak rambutnya sampai ia tersungkur ke lantai
"Tidak mungkin aku tak melakukan itu!" Monolog Yohanes yang tengah mencari kertas ia lalu menulis permintaan maafnya pada secarik kertas tsb
Yohanes menulis kan permintaan maafnya menggunakan kata kata menusuk hati terasa menyakitkan sungguh kejam seakan tak peduli yang tak ingin dibaca main di dengar oleh seseorang baik wanita maupun lelaki dan menyuruh pelayan untuk membereskan semua kekacauan yang terjadi di kamarnya saat ia mandi
KAMU SEDANG MEMBACA
Evolution Of Inner Child [END]
Fantasy"aku anak kecil tapi aku dewasa" "aku pria kecil yang sebenarnya pria besar" "seandainya saja itu tidak pernah terjadi padaku sebelumnya, pasti sekarang hidupku sesuai seperti orang orang pada umumnya" "harapkan Guntur Silangit, air ditempayan dicur...