2. Kenyataan ini terasa seperti mimpi {4/5}

133 1 2
                                    

S y l a _ l a l u _ m e l e p a s k a n _ p e l u k a n n y a _ p e r l a h a n _ d a n _ dbu d u k _ d i _ s a m p i n g _ R u b i _ p e r l a h a n _ R u b i _ m e r a i h _ t a n g a n _ S y l a _ y a n g _ m e m b u a t _ S y l a _ m e n a t a p n y a _ n y a l a n

Happy reading 🎉

"Tenangkan dirimu kak" Rubi sedikit mengusap tangan Syla

"Cepat katakan!" Syla langsung mengalihkan pembicaraan

"Hah?" Rubi kebingungan

"Kau bilang kemarin kau akan menceritakan tentang hal itu! Apa kau sudah lupa karena terlalu merindukanku? Hmm" Syla sedikit menggoda Rubi

"Ah..ya! Aku ingat,," muncul lampu menyala di atas kepala Rubi

"Ya,, sekarang katakan kenapa kau berterimakasih dengan cara seperti itu!?" Syla agak tak sabar sekaligus penasaran

"Jadi begini,, waktu itu aku sering melihat ayah dan ibu berterimakasih dengan cara berciuman, saat aku tanyakan 'kenapa mereka melakukan itu?' mereka menjawab seperti ini 'karena ini adalah ucapan terimakasih yang sangat tulus dari hati, jika kamu memiliki orang terdekat di masa depan nanti kamu bisa merasakannya' hanya saja sekarang dia telah pergi kebahagiaan dalam keluarga kami kini berantakan jadi itulah alasanku melakukan itu karena sekarang hanya Dr. Cantik satu satunya orang terdekatku. Aku harap dr. Cantik tidak salah paham waktu itu" Rubi berusaha mengatakan semua alasannya tanpa mengeluarkan kata-kata yang menyinggung Syla

" Oh jadi begitu, sebenarnya aku waktu itu hanya kaget karena itu adalah ciuman pertamaku maaf ya karena membuatmu merasa bersalah " tutur Syla mencoba tidak menyinggung perasaan Rubi

"Tak apa! Seharusnya aku yang minta maaf karena telah merenggut hal berharga darimu" Rubi tersenyum kecil

"Bagaimana kau bisa mengetahui itu adalah hal berharga buatku?" Syla penasaran

"Sebenarnya waktu dulu aku pernah melakukan hal yang sama pada seseorang reaksinya juga hampir sama dengan mu hanya saja sepertinya dia sangat marah sampai meninggalkan aku dan ayah ibu bahkan dia tak pernah pulang kerumah sekalipun selama tiga tahun terakhir apalagi menjengukku kesini"
Rubi berbicara seadanya dan seolah ada penyesalan dalam kata katanya

*Yang dimaksud dengan tiga tahun terakhir disana adalah tiga tahun sebelum kecelakaan yang menimpanya terjadi, kalo yg belum tau kapan si Rubi ini kecelakaan ada di bagian prolog sebelum mulai chapter awal,, jadi buat yang belum baca bagian itu mungkin kesininys agak gak ngerti karena kebanyakan nanti di chapter berikutnya banyak sangkut pautnya. Gitu aja sih saran dari author, tapi terserah mau dibaca apa enggak soalnya bisa dianggap penting gak penting.

"Maaf jika aku boleh tau siapa seseorang itu? Sepertinya dia sangat spesial bagimu sampai tidak bisa melepaskan nya begitu saja" Syla memang penasaran tapi dia tidak bisa berkata blak blakkan karena takutnya Rubi malah tersinggung jadi dia agak sedikit menggodanya

"Dia kakakku" Rubi melihat jendela sambil tersenyum yang terlihat begitu cerah

"Kakak? Kenapa sampai semarah itu dengan adik sendiri" ucapan Syla kali ini keceplosan karena itu dia langsung menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya

"Mungkin karena kita sama sama laki laki jadi dia sangat marah jadi terasa tidak normal mungkin"😅 Rubi sedikit tertawa untuk menyembunyikan rasa malunya

*Yang dimaksud oleh Rubi adalah dia dan kakaknya yang benar-benar saudaranya, mungkin yang dimaksud tidak normal di sana adalah semacam hubungan antara sesama laki-laki gitu (gay) oh ya satu lagi peringatan dari author disini terbebas dari zona LGBT

Evolution Of Inner Child [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang