2. AJAKAN
Seorang gadis berbando biru tua sedang berjalan sendirian menyusuri lorong. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang kakak kelas. Ya, dia menginjak kelas XI sekarang. Tentang fisik, ia sangat jauh dikategorikan sebagai cewek cantik seperti teman-temannya. Namun, bukannya paras termasuk nilai akhir untuk menentukan seseorang cantik atau tidak? Cantik saja kalau tidak baik atau bahkan dalamnya rusak pasti semua juga ikut sirna.
Perkenalkan, namanya Nauraya. Tapi ia lebih dikenal teman sekelasnya dengan panggilan Naya.
"NAYAAA!!! YA AMPUN LO KEMANA AJA, SIH?"
Naya terpelonjak di tempat sambil memegangi dadanya. "Jangan kebiasaan teriak, Lina! Aku denger, kok." Naya kembali berjalan menyusuri lorong untuk menuju kelasnya.
Cewek bernama Lina itu adalah sahabat Naya satu-satunya. Ia terus menyamai langkah Naya. Menggoncang bahu gadis itu kuat saat ia sudah berada di sampingnya. "NAY, LO TAU NGGAK NAY?"
Naya menghela napas berat. Baiklah, ia harus terbiasa dengan suara memekak telinga itu. "Kan kamu belum kasih tau aku. Gimana aku bisa tau," balasnya.
"ASTAGA NAYAAA--"
"Jangan teriak-teriak, Lina!" desis Naya tajam.
"EKHM! OKEH EPRIWANNN, gue Lina Gutama ingin memberitahu Naya, bahwa tadi pagi Kak Doni my lovely mandangin gue. KYAAA! ASTAGA SENENG BANGET GUE JADINYA," kata Lina histeris. Sedangkan Naya masih memandangnya bingung.
"Bentar-bentar! Kamu tadi bilang apa? Lina Gutama? Bukannya nama kamu itu Lina Gurina?" Naya terus memandangi Lina yang senyum-senyum sendiri.
"Ihhh! Lo gak tau ya? Namanya Kak Doni?" tanya Lina. Cewek itu menatap Naya dengan binar keceriaan di matanya.
Naya menggeleng. Ia sama sekali tak mengenali siapa Doni yang selalu Lina ceritakan. "Ya, nggak tau lah, Lina. Aku kan gak tau siapa kakak kelas yang sering kamu ceritain itu."
"ALAMAK! Makanya dong, Nay. Kalo Lina Gutama ini sedang keluar kelas, jalan-jalan, ikut aja. Biar tau siapa cogan-cogan hits di sekolahan ini." Lina menepuk jidatnya terlihat frustasi.
Naya menyengir. "Lagian aku males aja, Na. Kaya' kurang kerjaan gitu pake jalan-jalan mulu pas istirahat atau jamkos.
"Jadi, nama Kak Doni my lovely itu Doni Gutama Putra. Gimana? Namanya aja udah cakep. Pasti kalo lo tau orangnya langsung kejang-kejang," jelas Lina hiperbola sambil menepuk-nepuk pipinya.
"Jangan gitu, Lina. Kasian Kak Doni yang katanya ganteng, hits itu kamu ambil nama belakangnya," kata Naya.
"Oh ya! Satu lagi, masa lo juga gak kenal sama mereka sih?" tanya Lina kemudian.
Naya mengernyit. "Mereka siapa?"
Lina mendekatkan wajahnya ke samping telinga Naya. "Dragon," bisiknya pelan. Takut orang-orang yang dikatakan itu mendengar.
"Hah?"
Lina menepuk jidatnya. "Kelas 12, ganteng, nakal, persis kaya' bad boy yang lo ceritain setelah baca novel," jelas Lina.
"Ohh ... jadi seperti itu," respon Naya yang terlihat menyebalkan bagi Lina.
Lina mendelik. Ia langsung menyelonong pergi meninggalkan Naya yang sedang mengamatinya.
"TERSERAH, NAY, TERSERAH! CAPEK NGOMONG SAMA LO. NGERUSAK MOOD GUE AJA LO PAGI-PAGI," teriak Lina sambil menghentak-hentakkan kakinya ketika berjalan. Di belakangnya, Naya tertawa pelan melihat kekesalan Lina.
Ia terus melangkah santai. Masih ada 10 menit lagi bel masuk berbunyi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY (End)
Ficção Adolescente_Berawal dari kesalahpahamanku, di antara kita terjadi sebuah temu. Kamu berhasil memupuskan segala mimpiku. Dan denganmu juga aku menemukan jawaban dari pertanyaan panjangku. Kamu adalah titik terangku._ ____________ Nauraya atau gadis yang dikenal...