Suara ledakan keras, membangunkan Bright dari tidurnya yang lelap itu. Rasa kesal terpancar dari wajahnya. Ia meraih jam tangan yang terletak diatas meja yang dipenuhi kertas chord lagu yang semalam ia mainkan seharian.
"Ini jam 12 malam, kenapa ini orang pada berisik sih?" Gumam Bright kesal.
Ia menarik sedikit tirai jendela kamarnya, melirik keluar rumah dengan langit yang masih gelap gulita.
"Loh? Ini tahun baru?" Batinnya.
"Brightttt... Buruan turun! Mama udah bilang jangan kelamaan tidur!" Teriak wanita muda yang sedari tadi sudah mempersiapkan hidangan tahun baru yang khas.
"Iya, ini aku turun,"
Bright kemudian mengambil jaket yang tergantung di samping pintu kamarnya dan menuruni anak tangga satu persatu.
"Kamu kebiasaan, telat bangun terus. Kan ga ada yang bantuin Mama,"
"Ahh... Aku ngga tidur juga aku ga bisa bantuin kok, Ma. Aku ngga bisa masak apa-apa,"
"Kamu harusnya belajar. Masak itu hal penting. Suatu saat kamu harus pergi merantau, kamu harus bisa mandiri,"
"Mama ngomongin merantau mulu. Mama mau ngusir aku dari rumah?"
"Idih, manja banget," lanjut Erika, adik Bright yang sedari tadi hanya fokus dengan smartphone nya.
Bright menatap sinis, dan mengambil gadged adiknya itu.
"Kembaliin ih, ganggu mulu!"
"Makanya itu punya mulut dijaga,"
"Kan emang manja! Kalo aja temen kakak tau sifat kakak kaya gini dirumah, mungkin ga bakal ada yang takut sama kakak," ucap Erika kemudian mengambil kembali HP nya.
"Ya terserah, aku bodo amat!"
Mereka memulai ibadah tahun baru mereka bertiga, tanpa kehadiran seorang Ayah di tahun ini.
***
Hari demi hari berlalu, sekolah kembali dimulai.
"Ma, Pa, aku sekolah dulu," ucap Ohm yang sudah menyelesaikan sarapannya.
"Kamu hati-hati dijalan,"
"Iya,"
Jarak rumah Ohm kesekolah hanya beberapa rumah saja, tak perlu menggunakan kendaraan hingga sampai disana.
Ohm selalu saja, berjalan sambil membaca buku novel ditangannya. Tak peduli dengan keadaan sekitar, mata Ohm hanya tertuju ke buku itu.
Sudah 1 semester sekolah, komunikasi Ohm bahkan masih bisa terhitung oleh jari.
Suaranya tak pernah terdengar, sampai disekolah, ia mengeluarkan HP nya dan menonton series yang baru saja ia download.
Namun, ia termasuk berprestasi disekolah. Nilai ujian yang hampir dikatakan sempurna, membuatnya mampu mendapat gelar juara 1 dikelasnya.
"Ohm, ini ada titipan dari seseorang," ucap perempuan yang berdiri disampingnya.
Ohm hanya mengangguk, dan mengambil buku yang dipegang orang perempuan itu.
"Kamu bisu?" Tanya perempuan itu kesal.
Ohm menatapnya sinis, dan kemudian kembali menulis diatas buku yang sedari tadi ada dihadapannya.
Perempuan itu tampak kesal dan kemudian pergi begitu saja.
Itu sudah biasa, semua orang yang berusaha berbicara dengan Ohm akan berakhir dengan emosi.
***
"Baiklah, untuk memulai semester baru kita tahun ini, sekolah kita akan mengadakan pertandingan olahraga antar kelas selama 3 hari kedepan," Ucap Pak Bobby selaku kepala sekolah disana.
Barisan saat itu menjadi ricuh, karena akan ada penampilan spesial dari seorang siswa, untuk membuka acara pertandingan tersebut.
"Kita sambut, siswa kita yang tampan satu ini, memiliki suara emas, dan bakatnya dalam bermain gitar. Ini dia Bright!!!"
Seluruh siswi berteriak histeris setelah mengetahui itu. Barisan menjadi berantakan, dan tampak seluruh siswi menguasai barisan depan.
"Oke. Terimakasih semua, saya Billy Renal Hardy, biasa disebut Bright,"
Nanoon saat itu berada dibelakang panggung, melihat tingkah sahabatnya yang begitu tertarik untuk menggoda gadis-gadis disekolah.
Bright turun dari panggung setelah selesai tampil.
"Liat ini siapa? Ini temanku yang sudah semakin populer?" Goda Nanoon.
"Ngomong apa si? Aku tetap temenmu walau udah populer dan punya seluruh perempuan disekolah ini,"
"Sombong banget anjir,"
Bright kemudian tanpa sengaja menabrak seorang pria, berpakaian sepak bola lengkap, dan memiliki kulit putih bersih.
"Kau ngapain di tengah jalan?"
"Ini salahmu! Kau yang nabrak aku duluan!" Ucap Gulf
Tanpa basa-basi, Bright meluncurkan pukulannya kearah wajah Gulf.
Nanoon sontak langsung menangkap kepalan tangan Bright tersebut.
"Ini masalah sepele, jangan dibesar-besarkan!" Seru Nanoon.
Bright menatap dalam mata Gulf yang sedari tadi mengepalkan tangannya.
"Jangan kira lu bisa lepas!" Ucap Bright lagi.
Nanoon kemudian menarik Bright pergi dari sana dan menuntunnya menuju kumpulan gadis-gadis sekolah.
Wajah Bright langsung berubah menjadi manis, dan menuju ke kerumunan itu.
"Pelacur," batin Gulf, kemudian pergi menuju lapangan sepak bola.
Ini pertandingan antar kelas 10 Mipa 3 dengan 10 Mipa 5.
Gulf bertanding disana melawan kelas 10 Mipa 5. Ini mudah saja bagi Gulf yang sangat ahli dalam bermain sepak bola.
Tak butuh waktu lama baginya untuk mencetak angka gol 3-0.
Tak hanya berbakat, Gulf juga memiliki wajah yang rupawan. Ia mampu menarik perempuan hanya dengan sekejap saja.
Gulf juga pernah memenangkan pertandingan antar siswa tingkat nasional yang membuatnya langsung terpilih menjadi ketua tim sepak bola sekolah itu.
(...)
Terimakasih banyak sudah membaca cerita ini.
Ini pertama kalinya aku membuat cerita BL. Aku harap kalian suka dengan cerita ini.
Jangan lupa beri Vote juga ya :)
Thank you

KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)
Teen FictionGenre : Romance #OhmNanon #BrightGulf #PluemMon #LukeWin 🔞⚠️BL story. Homophobic mohon menjauh. ________ "Gua yang udah lama suka sama dia, juga memiliki rasa yang sama?" Rasanya sangat luar biasa bagi Gulf yang sudah menyukai Bright sejak masa S...