Hari yang begitu menyesakkan, keringat mengucur, aroma tubuh begitu menyengat, akhirnya bisa terlepas setelah bis berhenti di halte pemberhentian terakhir.
Gulf yang kala sudah mempunyai wajah kusam, sangat kesal dengan apa yang baru saja terjadi di bis itu.
Mereka berjalan beberapa langkah, menyusuri jalanan dengan pepohonan rindang nan segar. Terpaan angin begitu sejuk, menghilangkan pengapnya pakaian berwarna hitam itu.
Jalanan itu belum begitu ramai, Bright menggenggam tangan Gulf, berjalan beriringan, dan menikmati segelas kopi yang baru saja mereka beli di pinggir jalan itu.
Tanpa terpikir panjang, Bright mengambil sebuah potongan es batu dan memakannya bulat-bulat.
"Ngapain?" Tanya Gulf polos.
"Gerah,"
"Lu kan mau tanding,"
Bright tersadar kemudian memuntahkan butiran es batu itu ke tong sampah.
"Gua lupa astaga," ucap Bright.
"Sini kopinya, lu harusnya minum air putih hangat," ucap Gulf kemudian mengambil kopi yang sedang dipegang oleh Bright, dan menyodorkan botol air minum dari tasnya.
Bright mengambil botol itu, kemudian mengelus kepala Gulf.
"Beruntung banget gua punya elu."Wajah Gulf memerah, ia memalingkan wajahnya hampir kesegala arah.
Langkah Gulf terhenti, melihat panggung yang begitu megah sudah terpasang dan siap dipakai.
Ia kemudian duduk dibarisan tengah, bersama Bright disampingnya.
"Kamu ga gugup?" Tanya Gulf.
Senyum singkat terlukis diwajah Bright.
"Ya gugup."Gulf memegang kedua telapak tangan Bright yang terasa sedikit dingin.
"Ga usah gugup, nanti lu liat aku aja,"
Bright meratapi wajah Gulf yang tampak begitu serius. Bright menyubit pipi Gulf yang terlihat mulai memucat.
"Padahal aku yang mau tampil, tapi lu yang lebih gugup,"
"Udah mulai," ucap Gulf.
Wajahnya begitu kusut, tampaknya sangat tidak tenang, melihat seseorang yang ia cintai sedang dalam keadaan yang beresiko tinggi.
Tapi, dilain sisi, Gulf begitu yakin jika Bright pasti mampu melewati ini, melihat Bright sudah sangat sering tampil seperti ini sebelumnya.
"Lu nyanyi lagu apa, Bright? Belum ngasih tau ke gua juga," tanya Gulf sedikit memanyunkan bibirnya.
"Secret,"
"Ih serius," ucapnya kesal sambil mendorong pelan tubuh Bright.
"Gua suka banget lagu 'Secret Love Song'," lanjut Gulf."Trus?"
"Kalo misalnya lu ngomong dari kemaren, gua kan bisa request,"
Bright mengangkat kedua alisnya, melihat wajah Gulf yang begitu menggemaskan. Ia tak tahu kemana wajah garang yang selama ini terlukis di wajah Gulf.
Sekarang, hanya tersisa seorang bayi dalam bentukan remaja.
"Gua mau siap-siap di back stage,"
"Hmm..." Jawab Gulf sambil menganggukkan kepalanya.
Jantungnya berdegup kencang, dikala Bright kini sudah berjalan semakin menjauh.
"Selamat pagi Heaven's Music..." Ucap seorang MC, menandakan acara pertandingan itu dimulai.
"Hari ini, peserta kita ada sebanyak 25 orang, dan satu pemenang, akan mendapat 2 tiket perjalanan ke Bali,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)
Teen FictionGenre : Romance #OhmNanon #BrightGulf #PluemMon #LukeWin 🔞⚠️BL story. Homophobic mohon menjauh. ________ "Gua yang udah lama suka sama dia, juga memiliki rasa yang sama?" Rasanya sangat luar biasa bagi Gulf yang sudah menyukai Bright sejak masa S...