23. Gone

898 67 2
                                    

__________

Laksana udara
ditengah gambaran
Aku ada disana
tapi tak kasat dalam pandangan

Berjuang mati-matian
Namun aku menjadi pihak yang diasingkan
Begitu menyesakkan
Berada dalam posisi kasmaran, namun tak terbayarkan.

Aku termakan,
Oleh ucapan yang seakan-akan
Memberiku sebuah kesempatan
Untuk bisa mendapatkan.

Perjuangan,
Kini hanya menjadi sebuah tatanan
Dalam larikan
Yang menyudutkan sebuah kawanan.

Kapan aku akan menemukan
Sebuah rasa yang dikatakan 'nyaman'?
Aku membutuhkan tempat untuk aman
Melewati enggannya zaman untuk berteman.

-Chimmon

___________

Writer's POV

Hari berlalu cepat, Chimmon kini sudah memiliki seseorang di sebelahnya, berharap ia melewati waktu bersama, tanpa ragu ada pihak ketika yang mengganggunya.

Hari ketika Chimmon mendengar sebutan nama Pluem Purim pada peringkat ketiga, sudah begitu menyenangkan baginya.

Bagaimana tidak? Sedari tadi Purim begitu kecewa dengan penampilannya.

"Aku salah lirik, tadi suaraku sumbang, nada yang ku masukkan salah,"

Ocehan itulah yang terus-menerus didengar oleh telinga Chimmon, yang membuatnya harus berakhir dengan memukul pelan lengan tangan Purim.

"Kakak udah tampil maksimal, aku yang dengerin aja udah bangga!" Ucap Chimmon berusaha menenangkan Purim.

Chimmon memeluk erat tubuh Purim yang lebih besar darinya, ketika Purim baru saja menuruni anak tangga dari panggung itu.

Pandangan Chimmon beralih, setelah melihat Nanoon dan Ohm berdiri begitu dekat dengannya kala itu.

Jelas saja, Nanoon itu sahabat karib Bright.

"Sial! Apa aku berusaha baik-baik saja? Lagi pula aku sudah tidak ada rasa," batin Chimmon yang baru saja melepas pelukannya dari Purim.

"Eh, Noon? Ohm? Kalian juga disini?" Ucap Chimmon untuk memulai pembicaraan kala itu.

"Iya, kita dukung Bright disini. Supporter Number One!" Ucap Nanoon sambil mengangkat tangan Bright.

Bright tampak risih dengan itu, dan hanya membalas dengan senyuman kecil dan menurunkan tangannya.

"Trus..." Ucap Ohm mengisyaratkan tangannya menunjuk ke pria yang ada disebelah Chimmon.

Chimmon sepertinya menangkap sinyal itu.
"Ohh... Kenalin, ini Kak Purim. Umm... kita..."

"Pacar," ucap Purim yang memotong ucapan Chimmon.

"Aiii... Kalian berdua cocok satu sama lain," ledek Nanoon.

Wajah Chimmon memerah, ia benar-benar salah tingkah kala itu. Ditambah rangkulan tangan Purim yang melingkat di bahunya, membuatnya begitu malu.

"Trus, kalian berdua gimana?"

Ohm dan Nanoon saling tatap. Sepertinya ada sesuatu yang sedang mereka sembunyikan.

"Ahh... Gua rasa kita harus pulang sekarang. Ruangan udah kosong, kayanya mau dibersihin," potong Gulf tiba-tiba.

Gulf kala itu sudah menangkap, bahwa pasti akan ada gilirannya untuk ditanyai mengenai hubungannya dengan Bright.

Sepertinya lebih baik untuk mengubah topik pembicaraan saja daripada harus merasakan malu yang dirasakan.

SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang