Ketika kamu iri pada seseorang, mungkin saja orang itu juga sedang iri padamu.
Aku duduk di tempat tidur yang sangat empuk, berasa seperti menduduki setumpuk kapas lembut bak awan di langit.
"Gua mau mandi dulu," ucap Gulf kemudian melepas pakaiannya.
Tatapanku begitu terpaku. Tubuh mulus, bersih, putih, tak bernoda. Aku begitu berharap memiliki tubuh yang sesempurna itu.
Perutnya berbentuk, otot lengan dan otot dadanya begitu menggoda. Ada apa denganku?
"Shit!" Ucapku kemudian membalikkan badanku.
Gulf menatapku, seakan bertanya-tanya
"Kenapa?" Ucapnya kemudian."Hah? Ngga," jawabku dengan sedikit terpatah-patah.
Gulf kemudian masuk ke dalam kamar mandinya, dan menutup pintu itu. Rasanya begitu lega, aku tidak perlu menutupi perasaanku.
Aku menelusuri ruangan itu dengan mataku. Warna pastel yang menghiasi kamar itu, sangat nyaman untuk mata. Ditambah pemandangan diluar kamarnya yang begitu sejuk, pepohonan rindang, ditambah kolam renang yang bersih.
Aku berjalan menuju kolam itu, dan duduk tepat di pinggirnya. Terpaan angin mengibas rambutku. Sangat tenang untuk berpikir di sini, segala pedih-perih dan penat yang terbendung di kepala, rasanya begitu lega.
Hampir satu jam berlalu, Gulf akhirnya menampakkan diri.
"Lu mandi lama banget," ucapku.
"Lah, ini aja syukur bisa lebih cepat,"
"Gua suka banget suasananya,"
Gulf kemudian duduk di sampingku.
"Kenapa?""Tenang banget disini. Bintang juga keliatan cerah dari sini,"
Gulf tertawa kecil
"Gua kalo lagi stress, biasanya ngeliatin bintang juga,"Aku kemudian menunjuk sesuatu di langit
"Bintang jatuh! Buat permohonan,"Seketika aku langsung menutup mataku, dan meminta suatu permohonan.
"Astaga, elu percaya sama mitos gituan," ledek pria itu.
Aku sontak memandangi wajahnya.
"Lah, itu beneran bisa terkabul," ucapku dengan wajah yang meyakinkan.
"Lu minta apa emang?"
"Ya ga boleh dikasih tau,"
"Kalo udah terkabul, lu ceritain ke gua," ucap Gulf kemudian berdiri.
"Mau kemana?"
"Ngambil gitar,"
Gulf berjalan ke kamarnya, dan kembali dengan membawa sebuah gitar.
"Nih, mainin," ucap Gulf.
Aku kemudian mengambil itu, dan memetik satu-persatu senar gitar itu.
"Lembut banget senarnya. Kayanya mahal banget ini,"
"Lembut apanya! Gua aja sampe sekarang ngga sanggum nekannya," ucap Gulf.
Gila, bagaimana bisa? Selama saya memegang gitar, ini adalah senar paling lembut yang pernah ku sentuh. Tapi wajar saja, seorang pria yang hidup bergelimang harta seperti dia, pasti akan kesakitan untuk hal seperti ini saja.
Apakah aku harus bersyukur bahwa aku terlahir dari keluarga yang bukan orang terpandang?
"Gua jadi ngerasa pengen ngelindungin elu," ucapku tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)
Novela JuvenilGenre : Romance #OhmNanon #BrightGulf #PluemMon #LukeWin 🔞⚠️BL story. Homophobic mohon menjauh. ________ "Gua yang udah lama suka sama dia, juga memiliki rasa yang sama?" Rasanya sangat luar biasa bagi Gulf yang sudah menyukai Bright sejak masa S...