16. You're my favorite person

1.2K 97 0
                                    

Layaknya pedang yang tertancap tepat di dada, Nanoon begitu terisak.

"Ohm, lu serius, lagi dimana sekarang?"

Ohm melirik kesekeliling, berusaha mencari alamat tempat ia duduk saat ini.

"Ngga tau nih, ga ada tulisan alamat yang jelas,"

"Ada apa aja disana?"

"Hmm... Persimpangan jalan, toko buku, sama cafe sederhana," 

Nanoon berusaha mengenali tempat itu. Terdengar tidak asing di telinganya, seperti ia pernah melalui jalan itu.

"Toko buku? Di depannya hampir kaca keseluruhan?"

"Iya," jawab Ohm.

"Oke, gua tau itu. Tunggu gua disana. Jangan kemana-mana,"

Nanoon segera menuruni anak tangga, mengambil kunci mobil yang terletak di atas meja ruang tamu.

"Noon? Mau kemana?" Ucap Ibu Nanoon yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Bentar, Ma. Jemput Ohm,"

Nanoon berlari, bergegas mengemudikan mobil yang terparkir tepat didepan rumahnya.

"Astaga, ngapain harus macet segala!" Rintihnya.

Nanoon kemudian banting setir ke arah kiri, melewati jalan tikus yang pernah ia lalui sebelumnya.

Ia mengebut, rasanya ia tak terpikir seberapa besar resiko yang sedang menempel di tangannya saat ini.

Beberapa menit berlalu, Nanoon tiba ditempat itu, melirik kesekeliling dan tak menemui Ohm disana.

Ia merogoh kantongnya, dan kembali menelpon Ohm.

"Drrttt... Drrttt... Nomor yang kamu tuju..."

"Shit! Ohm dimana, sih?" Batinnya.

Nanoon turun dari mobil, berjalan ke sekitar untuk mencari Ohm.

Mata Nanoon tiba-tiba terhenti pada toko buku yang ada di depannya.

"Ohm suka baca buku, kayanya dia di dalam," batin Nanoon kemudian berjalan masuk ke toko buku itu.

Ia menyusuri lorong demi lorong yang begitu panjang. Toko buku ini begitu luas, membuatnya sangat sulit untuk menelusuri seluruh isi toko.

Tiba di pertengahan jalan, ia melihat Ohm sedang duduk tertidur disana. Wajah Nanoon begitu lega. Ia menghela napasnya, sebelum akhirnya duduk di sebelah Ohm.

Nanoon memegang telapak tangan Ohm, dan menggenggamnya.

"Ohm? Gua beruntung banget punya orang kaya elu di hidup gua," gumamnya sementara Ohm masih tetap tertidur pulas.

Nanoon mengelus rambut Ohm yang begitu halus. Perlahan-lahan ia meletakkan kepala Ohm di pundaknya.

"Ngeliat lu tertidur pulas kaya gini, gua bener-bener ga tega ngebangunin elu," ucap Nanoon.

Ohm kemudian membuka perlahan matanya, melihat Nanoon sedang berada di sisinya saat ini.

"Auu, Noon? Udah lama disini?"

"Nggak, barusan aja kok," ucap Nanoon. "Ayo buruan bangun, kayanya lu ngantuk banget, tidur di rumah aja."

Ohm menganggukkan kepalanya, kemudian mengambil tongkat yang ada didepannya.

Ohm melingkarkan tangannya di bahu Nanoon, dan tangan kirinya memegangi tongkat untuk menopang tubuhnya.

***

SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang