24. First Love

1K 70 19
                                    

Sambungan telepon itu akhirnya terhubung.

"Ai GULF!" bentak Bright kala Gulf bahkan belum mengucapkan sepatah katapun.
"Lu dimana? Gua udah cari ke semua tempat," lanjutnya.

"Umm... Gua di rumah. Lu pulang aja ya," ucap Gulf perlahan.

"Sial! Lu kenapa sih, Gulf?"

"Hmmm... Gua ngga papa,"

Gulf mematikan sambungan telepon itu.

"Shit! Apa sih!"

Bright kemudian memberhentikan taksi yang melintas di depannya, kemudian menaikinya menuju ke rumah Gulf.

"Hah? Gua serius?" Batin Bright dikala taksi itu sudah melaju beberapa ratus meter.

Rasanya begitu ragu, harus menghadapi keluarga Gulf yang saat ini sepertinya sedang di rumah, ditambah kondisi Gulf yang saat ini sedang tak karuan.

Tak berapa lama kemudian, taksi terhenti tepat di depan gerbang rumah megah yang sudah pernah ia kunjungi sebelumnya.

"Harus menjadi pria sejati! Aku berbuat salah, aku harus bertanggung jawab meski resiko apapun itu harus ku tanggung,"

Ia melangkahkan kakinya, mendekati tombol bell yang ada tepat di samping gerbang itu.

Terlihat seorang wanita cantik, dengan pakaian mewah yang tergantung pada tubuhnya.

"Selamat siang, Tante. Saya teman Gulf,"

Senyuman terpancar begitu hangat dari wajah wanita itu.
"Aahh... Masuk dulu, Gulf ada di rumah."

Ia mempersilakan Bright masuk kesana. Beberapa langkah kakinya ia sudah pijakkan, melalui indahnya taman yang terpajang jelas disetiap sisinya.

"Dia ada di kamar, kamu boleh kesana," ucap wanita itu kemudian meninggalkan Bright menuju ke dapur.

Bright tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Untuk urusan keluarga Gulf, sepertinya begitu ramah.

Ia menaiki anak tangga satu-persatu, sesekali ia melirik megahnya rumah itu.

"Tok...tok...tok..." Suara ketukan pintu yang berwarna putih, dihiasi dengan warna emas yang membuatnya begitu mahal.

"Drrttt..." Suara kecil yang dihasilkan dari gesekan engsel pintu, membuat Bright sadar jika pintu itu terbuka.

Ia melihat Gulf berdiri disana, kemudian Bright langsung menutup mulut Gulf dengan tangannya dan mendorongnya ke dalam.

Ia mengunci pintu kamar itu, dan tsk mengizinkan Gulf untuk berbicara.

"Jangan ribut!" Bisik Bright tepat pada telinga Gulf.

Wajah kesal yang sama, tetap saja menjadi raut yang dilukiskan Gulf disana.

"Gua udah bilang, kan. Lu pulang aja!"

"Tapi gua ga tau masalah lu apa."

"Gua ngga ada masalah apa-apa!"

"Ngga usah bohong! Gua bisa baca raut wajahlu," ucap Bright dengan nada tegas.

Tak ada jawaban dari Gulf. Membuat tubuh Bright begitu lemas.

"Gua minta maaf, gua tau sebenarnya lu cemburu,"

"Ga usah sok tau!"

"Shit! Gua bingung, Gulf. Jangan gini!"

Bright memegang kedua tangan Gulf, perlahan mengelusnya. Matanya tertuju tajam pada mata pria yang begitu manis.

"Gulf, lu jangan pernah takut kalau gua bakal selingkuh. Yang gua tau sekarang ini, ataupun hingga akhirnya nanti, lu satu-satunya orang yang gua cinta,"

SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang