11. Be More?

1.3K 107 0
                                    

Chimmon berlari, berusaha secepat mungkin mengirit waktu. Rumah sakit tidak begitu jauh dari cafe tempat ia nongkrong dengan Nanoon.

Ia masuk ke ruangan, mendapati Ohm sedang terbaring lemah, perban menyelimuti bagian dahi dan betisnya. Ohm tidak sadarkan diri, membuat Chimmon perlahan meneteskan air matanya.

Nanoon berusaha mengejar langkah kaki Chimmon yang begitu cepat. Beberapa saat kemudian, ia tiba diruangan, melihat Chimmon yang sedang terisak memegangi lengan Ohm.

"Shit! Gua kenapa deg-degan gini?" Batinnya.

Ia kemudian memutuskan untuk tidak masuk kedalam, hatinya tidak kuat melihat seseorang yang ia sayangi, harus mengalami hal menyakitkan.

Nanoon duduk di lantai depan ruangan itu. Bibirnya ternganga, kaki dan tangannya gemetar.

"Dok?" Ucapnya tiba-tiba setelah melihat dokter yang melintas di depannya.
"Apa Dokter yang menangani pasien yang didalam?"

Dokter itu menganggukkan kepalanya.

Nanoon kemudian menangis terisak
"Ba... Bagaimana keadaannya, Dok?"

"Dia mengalami patah tulang di kaki kanan, kepalanya terbentur ketika kecelakaan, menyebabkan pendarahan yang lumayan besar. Kita lagi mencari pendonor darah, karena belum menemukan darah yang cocok dengan pasien,"

"Golongan darah apa yang sedang dicari, Dok?"

"O-negatif,"

Nanoon kemudian langsung mengambil ponselnya, membuka galeri, dan melihat data pengecekan golongan darah yang ia foto beberapa bulan yang lalu,"

"Gua O-negatif," batin Nanoon.

"Dok, saya siap mendonorkan darah saya,"

"Baiklah, silakan masuk ke ruang pengecekan, agar segera diproses,"

Nanoon berjalan perlahan, wajahnya pucat. Ini pertama kali baginya untuk mendonorkan darah.

Pengecekan berlangsung, Nanoon dapat mendonorkan darahnya. Ia menemui Chimmon di depan ruang inap Ohm.

"Mon, tolong jangan bilang siapa-siapa kalo gue yang donorin darah, ya."

"Kenapa?"

"Gua ga mau aja, pokoknya jaga rahasia,"

Transfusi darah itu berlangsung. Nanoon menghela nafasnya. Ia phobia darah, yang menyebabkan ia begitu gemetar. Nanoon memejamkan matanya, membuat tubuhnya menjadi rilex, dan memikirkan kesenangan yang sudah ia lakukan.

Ohm menggerakkan jarinya, tampaknya ia sudah sedikit sadar. Matanya setengah terbuka, dan ia melihat Nanoon terbaring disamping tempat ia tertidur.

Bibirnya ingin sekali mengucap, namun sangat sulit baginya untuk bersuara. Ingin sekali rasanya ia memanggil Nanoon saat itu. Namun, pada akhirnya ia kembali tertidur.

***

Bright mengambil ponselnya, membuka Instagram, dan mencari nama akun Gulf. Sudah membuka banyak akun, namun tetap saja belum ketemu.

"Dia main IG gak, si?" Batin Bright.

"Ting..." Pesan masuk melalui WhatsApp Bright.

Nanoon : Bright, lu bisa datang ke rumah sakit, gak?"

Bright : lu kenapa?

Nanoon : temen gua, si Ohm. Gue boleh minta tolong kan?

Bright : kenapa?

Nanoon : ambilin kartu ATM gua dirumah, minta aja sama Mama. Tapi jangan bilangin gua lagi di rumah sakit.

Bright : ya udah, gua usahain cepat.

SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang