25. Win Metawin

1.2K 71 0
                                    

Pagi menunjukkan wajahnya, membuat Bright harus terbangun paksa dari tidurnya. Terbangun di kamar Gulf, melihatnya masih tergeletak pulas di atas dada Bright.

Bright mengusap rambutnya, hingga menampilkan dahinya yang begitu mulus. Pandangan Bright terfokus pada bekas luka kecil pada bagian pelipis kiri Gulf.

"Sejak kapan dia punya luka ini?" batin Bright namun akhirnya menghiraukannya.

Gulf terbangun, ketika tangan Bright menyentuh bagian lehernya.

Ia menyeka matanya, berusaha untuk fokus dan tersadar dari alam mimpinya.

"Bright?" Ucapnya sedikit serak.

"Suara lu kenapa?"

"Gua haus banget,"

Bright beranjak dari tempat tidurnya, menuangkan segelas air hangat, kemudian menyodorkannya pada Gulf.

"Lu ga papa, kan?"

"Ngga, cuma haus doang,"

"Ya udah, lu pergi mandi duluan,"

Gulf mengangguk, kemudian segera meneguk seluruh isi dari gelas itu, dan beranjak menuju ke kamar mandi.

Bright melihatnya memasuki kamar mandi, dan berkeinginan untuk melanjutkan tidurnya sembari menunggu Gulf menyelesaikan mandinya.

Perlahan matanya tertutup. Namun sebelum terpejam sempurna, Gulf keluar dari kamar mandi.

"Gua udah siap, gantian buruan, nanti telat," ucap Gulf yang membuat kening Bright mengerut begitu jelas.

Matanya melirik pada jam yang terpajang di dinding kamar itu.
"Baru 10 menit? Sejak kapan lu mandi jadi cepat?"

"Dari dulu," ucap Gulf.

Bright menatapnya begitu dalam dengan tatapan bingung. Ia berdiri, kemudian menempelkan dahinya di kening Gulf.

Tatapannya dalam, menusuk pada bola mata Gulf yang begitu indah.

Bright mengelus rambut Gulf yang masih lembab, kemudian mengacak-acaknya.

"Hari ini, gua tampil di pembukaan konser sekolah kita," ucap Bright.

"Serius? Berarti nanti, Win bisa ngeliat lu tampil dong,"

"Iya, kenapa?" Tanya Bright.

"Mungkin kalian berdua lebih cocok,"

Wajah Gulf sedikit cemberut, membuat Bright menangkap sinyal bahwa Gulf sedang posesif.

"Kamu cemburu? Aku ga bakal punya rasa ke dia lagi,"

"Kenapa?"

"Karna gua udah punya pacar,"

"Siapa?"

Bright menatapnya sinis. Kemudian memukul pelan kepala Gulf.

"Elu lah. Kita udah ngelakuin hal yang tidak bisa dikatakan sebagai 'sekedar teman'," ucap Bright menjelaskan.

"Sini HP-lu,"

Bright kemudian menyerahkan ponselnya, dengan banyak kata yang bermain di pikirannya.

Gulf membuka WhatsApp, menuliskan sesuatu pada story Bright.

"Ngapain?"

Gulf mengembalikan ponselnya, dan Bright dapat membaca tulisan yang ada di dalamnya.

"He's already taken. Don't you dare trying to chat him or fall in love with him!"

Bright tertawa begitu keras, melihat bagaimana Gulf bisa tiba-tiba berubah menjadi posesif seperti ini.

SERENDIPITY [BL] 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang