chapter 22

2.4K 155 1
                                    

Taehyung sebenar nya masih ingin berbicara pada Jimin namun selepas ia kembali dari toilet namja itu masih saja mengabaikan nya hingga pulang sekolah. Usaha taehyung gagal lagi hari ini. Kenapa untuk berbaikan dengan Jimin susah sekali.

Sepulang sekolah hari ini taehyung dan Jungkook berpisah di pintu gerbang sekolah. Sebenarnya Jungkook sudah menawari taehyung untuk mengantarkan nya pulang namun namja itu menolak karna ia beralasan ingin mengerjakan tugas kelompok bersama bobby.

"Baik lah hyung aku pulang duluan ya."
Jungkook yang melambaikan tangannya dari dalam mobil. Taehyung tersenyum mengangguk dan melambaikan tangannya saat kaca mobil Jungkook tertutup dan meninggalkan sekolah.

Sebenarnya taehyung hanya berbohong pada Jungkook perihal kerja kelompok itu. Ia menuju cafe dimana ia telah membuat janji dengan seseorang.

"Maaf lama ya Hyung"
Cengir taehyung yang segera  duduk di salah satu kursi dicafe tersebut dan mendapat tatapan datar dari seorang min yonggi.

"Jika aku menunggu lewat dari 1 menit lagi pasti akan ku tinggal kan tempat ini"

"Jangan begitu dong Hyung.. aku kan ingin cerita"

"Cerita lah cepat masih banyak yang ingin ku urus"
Yonggi mengibas tangannya agar taeyung segera menceritakan apa yang ingin ya sampaikan.

"Jessica membantu pengobatan nenek ku dirumah sakit"

Yonggi memiringkan kepalanya nampak berpikir.
"Ternyata ia bergerak juga"

"Jadi apa yang harus aku lakukan Hyung?"

Yonggi menggosok dagunya mengunakan jari telunjuknya nampak berpikir.

"Bisa kau ceritakan detelnya kenapa Jesicca bisa membantu keluarga mu. Pasti ini bukan hal yang kebetulankan"

Taeyung pun mengganggu dan mengingat-ingat apa yang dikatakan omanya.
"Kata Oma ku nenek sakit sudah hampir 1 tahun yang lalu. Namun beliau tidak bercerita pada kami. Nenek ku sudah tak sanggup lagi untuk berkebun seorang diri jadi tanah perkebunan berserta rumah yang berada di daegu nenek ku jual untuk melakukan pengobatan seorang diri. Tapi semakin kesini kondisi nenek semakin memburuk hingga Oma ku tahu. Saat kami sudah tak memiliki biaya untuk nenek ku berobat Jesicca datang menawarkan bantuan. Katanya dia teringat omanya yang dulu sudah tiada saat melihat nenek ku dirawat."

Seorang pelayan meletakan 2 cangkir kopi yang sudah di pesan oleh mereka.

"Ku rasa aku juga harus bergerak"
Yonggi pun ingin beranjak dari tempat duduknya. Namun taehyung menahan lengannya dengan cepat.

"Hyung biyarkan aku ikut dengan mu. Mungkin aku bisa membantu."
Dari sorot matanya taehyung sangat seriyus.

Yonggi tersenyum remeh dan menarik lengannya yang digenggam oleh taehyung.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan bocah?"

"Apapun... Apapun itu asalkan Jungkook tak dalam bahanya lagi dan juga membuat Jimin sadar bahwa omanya lah selama ini yang salah."
Tegas taehyung.

Yonggi hanya menggelengkan kepalanya pelan dengan lidahnya yang menyentuh bagian dalam pipinya.

"Terserah kau saja tapi"
Yonggi menujuk kan jarinya teoat diwajah taehyung
"aku tak akan bertanggung jawab bila suatu hal buruk terjadi pada mu bila kau ingin ikut dengan ku "

Taehyung menuguk ludahnya susah panyah dan menggaguk cepat.

"Yasudah ayo ikut dengan ku kita harus menemui seseorang yang penting"
Yonggi ingin kembali pergi namun lagi-lagi taehyung menahanya.

"Sekarang apa lagi bocah... Kau menarik ucap mu tadi"
Jengah yonggi.

Taehyung menggeleng polos.
"Kopinya sudah dihidangkan Hyung dan minum lah dulu tidak baik membuang-buang minuman yang sudah kita pesan. Mubajir"
Ucap taehyung so bijak dan menyeruput kopinya.

seme or ukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang