22- Anak Muda

4.7K 466 14
                                    

Hari sabtu, dengan segala kemalasan yang hinggap di diri Alysa, gadis itu harus dengan terpaksa bangkit untuk membersihkan diri. Jika tidak ada kepentingan , ia akan lebih memilih mandi disore hari.

Tapi, karena hari ini ia harus bertemu dengan Virgo, Ateng dan Obin untuk mengerjakan tugas kelompok bersama maka ia mau tidak mau mandi dipagi hari.

Setelah 20 menit, ia pun telah selesai membersihkan diri dan hanya butuh waktu 15 menit untuk berpakaian dan memoles sedikit make up pada wajahnya.

Tepat pukul 11 pagi, ia sudah siap dan turun untuk menemui orang tuanya yang sudah dipastikan tengah menghabiskan waktu berdua dengan menonton sebuah film diruang keluarga.

"Mah, Pah Alysa izin ke luar , ya mau kerja kelompok," pamitnya sambil mengecek isi tasnya supaya tidak ada yang ketinggalan.

"Sama siapa?" Tanya Gundar kepada putrinya.

"Sam-.." ucapan Alysa terpotong karena terdengar suara beberapa temannya yang berteriak dari arah luar.

"Assalamualaikum! Punten! Alysa! Alysa main yuk!"

"Alysa!"

Alysa kemudian menatap kedua orang tuanya, kemudian tertawa. Memang teman-temannya selalu seperti itu ketika mengunjunginya.

Ketiga cowok itu bukan kali pertama ke rumahnya. Dulu pun beberapa kali pernah.

"Mamah anter kedepan ,yuk." Laila menuntun putrinya untuk kedepan bersamanya.

Alysa lalu mengangguk dan tak lupa mencium tangan Papahnya.

"Waalaikumsalam," balas Laila saat sudah sampai didepan gerbang dan bertemu dengan Virgo, Ateng dan Obin yang tengah tersenyum begitu lebar.

"Hallo tante, ya ampun tambah cantik aja," puji Obin.

"Bisa aja kamu," balas Laila sambil tersenyum.

"Udah-udah ,nggak usah godain nyokap gue lu padaan, yaudah kita berangkat , ya Mah." Alysa berpamitan diikuti yang lain lalu kemudian segera menarik ketiga cowok itu.

Laila hanya bisa tertawa melihat kelakuan putrinya yang layaknya bagai ratu dikelilingi penjaga.

Laila memang sudah mengenal ketiga teman cowok anaknya itu. Baginya semua anak baik dan ia percaya kepada mereka.

Sampailah mereka disebuah cafe yang dijadikannya sebagai tempat mengerjakan tugas. Mereka memilih tempat smoking area karena Alysa tau ketiga temannya itu perokok aktif.

"Makan dulu lah, ngerjainnya nanti aja," usul Ateng.

"Setuju!" Sahut Obin.

"Boleh tuh," ucap Virgo.

Alysa hanya bisa menggelengkan kepala. Ia sudah bisa menebak dari awal, ketika ia satu kelompok dengan mereka sudah bisa dipastikan bahwa tidak akan mengerjakan denhan serius dan banyak main-main.

"Duh sial gue nih satu kelompok sama kalian, bukannya ngerjain malah nongkrong," balas Alysa.

"Yaelah Lys, tugasnya dikit kok. Cuma buat power point, copy-paste dari google aja langsung beres." Virgo berucap membuat Ateng dan Obin mengangguk setuju.

"Iyaiya terserah kalian aja deh , ya." Alysa pada akhirnya menyerah.

Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan memainkannya. Sedangkan yang lain sibuk menghisap rokoknya.

"Pesen sana, gue malas jalan," ucap Alysa.

"Suit deh. Yang kalah berarti pesenin," usul Obin.

"Okey," jawab Virgo.

Angkasa & Alysa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang