Usai mengisi perutnya, Alysa berjalan kembali ke aula perlombaan. Ia masih harus menunggu 30 menit untuk bertanding kembali.
Ia dudukan bokongnya disebuah bangku penonton san menatap setting panggung yang sudah diubah untuk final lomba cerdas cermat.
Mata Alysa memicing kala melihat cowok berkursi roda.
"Langit," gumam Alysa.
Lomba cerdassl cermat tunggal dimulai, Langit selalu memimpin untum terus menjawab pertanyaan. Sampai akhirnya cowok itu yang menjadi pemenangnya.
Dengan refleks Alysa berdiri sambil bertepuk tangan dengan antuasias.
"Yeay!!! Yuhuuu Langit!!!" Teriaknya.
Langit yang disebuh namanya kemudian menoleh kearahnya. Sama terkejutnya mengetahui Alysa hadir disana. Cowok itu kemudian tersenyum.
Langit lalu turun dari panggung, dengan senyum mengembang dibibirnya.
"Lo keren banget," puji Alysa yang mampu membuat Langit tertawa.
"Kok lo disini?" Tanya cowok itu.
"Gue lomba debat disini," jawab Alysa.
"Masuk final?"
"Alhamdulillah," balas Alysa kemudian mereka tersenyum.
Giliran namanya dipanggil, Alysa lalu berpamitan kepada Langit yang diangguki cowok itu.
Langit terus memperhatikan Alysa dengan begitu intens. Cara gadis itu menjawab setiap opini lawan benar-benar terlihat berwibawa. Berbeda dengan Alysa yang tadi berbincang dengannya.
Alysa turun dengan status sebagai pemenang.
"Selamat," ucap Langit sambil mengulurkam tangannya yang diterima oleh Alysa dengan senang hati.
"Lo juga, selamat," ujar Alysa yang diangguki oleh Langit.
Mereka berdua lalu dipanggil agar maju untuk menerima piala pengjargaan, medali dan sebuah sertifikat.
Alysa tersenyum menatap Langit, begitpun sebaliknya.
"Disini ada penjual es krim terenak, lo mau coba?" Tanya Langit kala mereka sudah turun dari atas panggung.
"Boleh."
"Gue traktir." Ucapan Langit membuat Alysa tertawa.
Mereka berdua pergi bersama dengan Alysa yang membantu Langit untuk melajukan kursi rodanya.
"Ya ampun Langit! Kemana aja aih kamu," ujar salah seorang penjual makanan dikantin yang saat ini mereka singgahi.
"Diem aja Mbok dirumah. Mbok sehat?" Tanya Langit yang diangguki Mbok inah.
Mbok inah adalah seorang wanita yang umurnya sudah memasuki 50 tahun tapi semangatnya untuk bekerja masih tinggi.
Penjual es krim dikantin SMA Bhineka yang selalu menjadi langganan Langit. Es krimnya buatan sendiri tanpa pemanis buatan. Rasanya enak, dari buah asli membuat Langit sangat menyukai es krim tersebut.
"Alhamdulillah, Mbok kangen banget nggak ada kamu. Biasanya kamu yang sering borong dagangan Mbok," ucap Mbok Inah membuat Langit tertawa.
Alysa memperhatikan kedua orang tersebut, rasanya sangat akrab.
"Oiya Mbok, ini Alysa. Temen Langit." Alysa tersenyum lalu berjabat tangan dengan Mbok Inah.
"Saya Alysa."
"Cantik, cocok sama Langit." Ucapan Mbok Inah membuat Alysa dan Langit terkejut.
"Mbok apaansi, yaudah Mbok Langit mau beli es krim strawberry nya 5, melonnya 5 sama pisangnya 5." Mbok Inah mengangguk lalu mengambilkan beberapa es krim yang Langit minta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Ficção AdolescenteAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...