"Mampus gue! Telat lagi," Alysa menepuk dahinya dengan kesal.
Ia kemudian memutar menuju belakang sekolah. Dibrlakang sekolahnya memang terdapat sebuah tangga kayu yang dipasang oleh anak-anak bermasalah untuk kabur atau masuk jika telat.
Dan hal itu tidak pernah ketahuan guru. Entah muridnya yang pintar atau guru-guru yang memang sudah tau tapi enggan menegur, atau bahkan memang tidak tau. Yang jelas, Alysa bersyukur dan berterima kasih oleh murid yang awalnya memberikan ide memasang tangga tersebut.
"Huft!" Alysa mengelap peluh didahinya saat berhasil memasuki sekolah dengan memanjat.
Ia kemudian berjalan dengan perlahan. Takut jika ada guru piket yang melihat. Atau temannya yang menyimpan dendam padanya lalu melaporkan kepada guru karena ia telat.
"Alysa Cyrathana Shaima." Terdengar suara seseorang dari arah belakangnya.
Alysa yang panik pun diam. Ia sudah pasrah jika itu suara dari gurunya. Gadis itu kemudian membalikan tubuh, dan mendapati Tessa tengah berdiri sambil melipat kedua tangannya.
"Anjir Tessa!" Alysa kemudian menghampiri sahabatnya itu kemudian mendekap mulutnya dan mengajaknyan untuk berbincang ditempat yang lebih aman.
"Lo telat sampai upacara selesai. Gila!" Tessa berkomentar.
"Iya maaf, dijalan macet banget. Angkotnya juga nge-tem lama." Alysa menatap Tessa dengan wajah sedihnya.
"Lo kan bisa minta anterin bokap lo Lys. Bokap lo juga gak akan keberatan." Tessa menasihati.
"Gue nggak mau bokap gue inget kak Aliya. Dengan dia anterin gue sekolah, dia bisa lewatin SMA Bhineka. Yang mana, dulu dia tiap hari anterin kak Aliya. Gue gak bisa liat dia tiap hari nangis diruang kerjanya dan meminta maaf karena ngerasa bersalah."
Alysa berucap dengan jujur kepada Tessa. Tiap malam memang ia sering mendengar Papahnya menangis sambil meminta maaf pada kakaknya. Dan itu suatu pukulan bagi Alysa.
"Lo bisa minta gue untuk bareng Lys. Gue nggak mau lo dihukum terus," ucap Tessa sambil memeluk Alysa yang kemudian dibalas oleh gadis itu.
"Nggak usah Tes. Gue bisa kok. Dan nggak apa-apa kok dihukum. Kapan lagi kan ngerasain dihukum? Udah mau lulus ini, santai aja."
Alysa lalu mengajak Tessa untuk segera menuju kelas. Takut jika guru mata pelajaran yang mengajarnya di jam pertama sudah hadir lalu mendapati Alysa yang baru saja datang dan bahkan tidak mengikuti upacara bendera.
--
Bel istirahat sudah berbunyi, Alysa dan Tessa kemudian langsung memutuskan untuk menuju kantin.Kedua gadis itu lalu duduk disalah satu meja yang berada dikantin dan Tessa yang memesankan makan dan minum untuk mereka.
Mereka memang sudah sepakat untuk memesan makan secara bergantian setiap harinya. Dan hari ini adalah hari Tessa.
"Lys! Gue minta maaf," ucap Abdi yang tiba-tiba saja datang sambil menggenggam tangannya.
Alysa lalu melepaskannya dengan cepat sambil menatap tajam ke arah Abdi.
"Benerin diri lo dulu, baru gue maafin."
Semua mata memandang ke arah mereka berdua. Ini adalah pemandangan yang tidak biasa.
Biasanya, Alysa dan Abdi tidak pernah bertengkar. Dan itu fakta.
"Gue tau, gue salah. Gue minta maaf Lys!" Abdi terus mengulangi kata maaf kepada Alysa.
Alysa kemudian menghela nafasnya dengan kesal.
"Di! Yang lo lakuin kemarin itu nggak bisa gue maafin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Novela JuvenilAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...