44- Kakak & Adik

4.3K 425 13
                                    

"Makan yang banyak, pacaran sama idola butuh banyak tenaga." Angkasa berucap kepada Alysa didepanya sambil memasukan 2 buah bakso kedalam mangkuk gadis itu

"Iya bapak idola," ujar Alysa dengan penuh penegasan yang dibalas tawa cowok itu.

Saat ini mereka sedang makan siang bersama, setelah Angkasa menyelesaikan pertandingan dan keluar sebagai pemenang.

Suasana kantin yang ramai membut mereka menjadi sorotan. Selain karena Angkasa yang memang sudah menjadi 'Idola' dikalang beberapa sekolah, letak duduk mereka pun yang berada dipusat kantin membuatnya nampak mencolok.

"Kayaknya kita salah pilih tempat," ucap Alysa sambil menatap sekitar yang  jelas-jelas tengah memperhatikannya. Namun, lebih tepatnya menatap Angkasa dengan terang-terangan.

"Kenapa? Cemburu?" Tanya Angkasa yang  justru membuat Alysa bingung.

"Kok semburu?"

"Iya, cemburu karena banyak yang liatin aku." Alysa tertawa mendengar ucapan Angkasa.

"Cemburu itu tanda kepercayaan mulai pudar. Dan itu nggak berlaku dalam diri aku. Aku masih percaya sama kamu. Bahwa kamu nggak akan pernah lakuin hal aneh sekalipun."

Angkasa mengangguk kagum dengan jawaban Alysa. Ia memang gadis berbeda.

"Mendadak kenyang." Alysa menyingkirkan makan siangnya. Membuat Angkasa menaikan sebelah alisnya bingung sambil meneguk es teh manis yang entah mengapa sangat segar pada hari ini. Mungkin karena faktor cuaca yang sangat panas.

"Kok gitu? Katanya laper banget tadi," balas Angkasa.

"Udah ah. Pindah yuk!" Ajak Alysa.

Kemudian gadis itu bangkit dan membawa Angkasa pergi meninggalkan keramaian kantin. Ada beberapa yang berdecak kesal dan sebal karena tidak bisa lagi menatap wajah tampan Angkasa dengan jarak dekat sekalipun.

Mereka berdua memutuskan duduk dibangku bawah pohon besar yang terkenal sangat mistis diSMA Garuda Pertiwi.

"Adem disini, enak buat belajar. Sepi juga, kenapa pada nggak tertarik buat kesini ya? Kalau aku sekolah disini, mungkin bakalan habisin waktu disini." Angkasa berucap kala merasakan nyamannya suasana dibawah pohon tua tersebut.

Alysa kemudian tertawa, menatap Angkasa tidak percaya. Ia tau Angkasa mengatakan hal tersebut dengan mudah karena tidak tau misteri yang beredar.

"Kamu bisa ngomong gitu karena nggak tau kisah dibalik tempat ini kenapa sepi." Ucapan Alysa membuat Angkasa bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Ini itu tempat angker. Banyak yang udah liat penampakan disini." Alysa menjelasakan sambil tertawa diakhir kalimat.

"Masa? Kamu udah liat emang?" Tanya Angkasa.

"Ya belum sih, cuma jangan sampai liat. Bisa lari marathon," balas Alysa.

Angkasa kemudian tertawa dan tak sengaja melihat sebuah papan tulisan yang berada tak jauh dari mereka.

Papan yang bertuliskan
'Disini angker teman-teman. Kalau mau uji nyali boleh aja, kesurupan jangan salahin saya karena saya hanya manusia biasa. Nggak percaya? Boleh dicoba, tapi jangan nyesel. Kembali ke laptop!'

"Siapa yang nulis?" Tanya Angkasa sambil menatap papan tersebut.

"Apa? Oh papan itu?" Alysa menunjuk papan yang terpaku dipohon, yang diangguki Angkasa.

"Aku," balas Alysa sambil bersidekap dada dan memasang wajah bangganya yang berhasil membuat Angkasa tertawa terbahak-bahak.

"Biar apa begitu?"

Angkasa & Alysa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang