Udara panas menyengat permukaan kulit, Raja siang nampaknya enggan menyembunyikan diri. Membuat Angkasa menepikan motor yang dikendarainya ke sebuah taman yang didepannya terdapat penjual es krim.
"Makan es krim dulu, panas banget." Alysa mengangguk setuju. Yang dikatakan Angkasa benar adanya, jika sedang cuaca panas seperti ini memang nikmat mengkonsumsi makanan dingin.
"Kamu mau rasa apa?" Tanya Angkasa.
"Strawberry." Alysa menjawab dengan singkat.
Angkasa kemudian membelikan gadis itu sebuah es cream lalu memakannya bersama diatas motor.
"Kamu tadi dihukum?" Tanya Angkasa dengan tiba-tiba. Membuat Alysa bingung dari mana cowok itu tau bahwa hari ini ia dihukum karena mengerjakan tugas disekolah dan tidak mengikuti kegiatan rutin dengan tertib.
"Dari mana kamu tau aku dihukum hari ini?" Tanya Alysa dengan penasaran.
"Informan aku banyak disana." Jawaban Angkasa membuat Alysa tertawa.
"Ateng, Obin, dan Virgo? Makhluk lumba-lumba?" Tebak Alysa yang diangguki Angkasa kemudian mereka berdua tertawa.
"Tapi, mereka teman yang baik loh aku liat. Selalu jaga kamu, selalu buat kamu ketawa dan selalu ada untuk kamu." Alysa mengangguk setuju dengan ucapan Angkasa.
Ateng, Obin dan Virgo memang tiga orang yang selalu ada untuknya selain Tessa dan Afkar.
"Aku beli air mineral dulu." Pamit Angkasa dan diangguki Alysa.
Sepeninggal Angkasa, gadis itu kemudian menatap hamparan taman kota yang nampak sepi. Maklum saja sedang hari sekolah dan bekerja. Jadi, tidak banyak yang berkunjung. Bahkan hanya ada penjual-penjual makanan dan mainan serta pasangan muda-mudi yang berseragam sepertinya dan Angkasa.
Tapi, mata Alysa menangkap sosok cowok yang sangat dikenalinya. Dengan wajah babak belur dan baju berantakan.
Alysa berjalan menghampirinya,
"Abdi?" Ucap Alysa. Cowok itu mendongkak dan terkejut kala melihat sosok Alysa berdiri disana sambil menatap khawatir kearahnya."Lo kenapa? Astaga!" Ujar Alysa.
"Lo kok disini? Sama siapa?" Tanyanya dengan bingung.
"Angkasa," jawabnya. Kemudian Abdi mengangguk mengiyakan.
Alysa lalu membelai wajah Abdi yang penuh luka sambil meringis membayangkan betapa sakitnya luka tersebut.
"Ini kenapa bisa gini? Lo tawuran? Berantem? Sama siapa? Perasaan tadi disekolah anak-anak santai aja. Gimana ceritanya?" Tanya Alysa.
Abdi kemudian menatap nanar arah depannya. Lalu mulai memutar memorinya dimana ia dapat semua luka itu.
"Gue ribut sama Papah Lys. Dia selingkuhin Bunda padahal Bunda lagi koma dirumah sakit. Gue nggak terima. Dia suruh pengawalnya hajar gue. 1 banding 5, gue tetep kalah sama tenaga mereka."
Penjelasan Abdi membuat Alysa terkejut. Ia mengenal Ibunda Abdi. Sosok perempuan yang penyayang dan halus.
"Lo kuat Di, gue yakin. Kalau ada apa-apa cerita sama gue." Alysa menguatkan cowok itu.
Sampai akhirnya, obrolan mereka terputus karena kehadiran Angkasa dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Ngapain sama Abdi?" Tanya Angkasa pada Alysa.
"Duduk dulu Sa, nanti aku jelasin." Pinta Alysa karena merasa situasinya sedang tidak pas kalau untuk menceritakan apa yang baru saja Abdi katakan padanya.
"Sini Di, gue bersihin lukanya." Alysa mengambil air mineral yang dibawa Angkasa untuk membersihkan luka diwajah Abdi.
Angkasa yang menyaksikan hal itu tidak menyukainya. Pertama ia melihat kekasihnya dengan cowok yang jelas-jelas menyukai kekasihnya. Kedua, kekasihnya mengobati luka cowok itu dengan air mineral yang ia belikan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Teen FictionAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...