*flashback on*
Aliya berjalan dengan gugup memasuki rumahnya. Ia sudah menyimpan banyak alibi dikepalanya kala kedua orang tuanya akan bertanya perihal ia yang tak pulang semalaman nantinya.
"Dari mana aja Kak?" Tanya Gundar-Papahnya sambil melipat koran ditangannya.
Aliya baru saja ingin menaiki tangga. Namun, Papahnya lebih dulu melihatnya.
"Dari nginep dirumah temen Pah. Maaf Aliya nggak bilang. Handphone Aliya mati." Aliya menatap Papahnya dengan jantung yang berdetak begitu cepat.
Gundar lalu tersenyum dan mengangguk. Ia memang sangat percaya kepada kedua putrinya bahwa mereka akan bisa menjaga dirinya sendiri.
"Mandi terus sarapan," ujarnya.
Aliya mengangguk lalu dengan cepat menuju kamar dan membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket dan kotor baginya.
--
1 bulan kemudian...Aliya menatap sebuah benda panjang ditangannya yang menampilan sebuah 2 garis berwarna pink. Menurut petunjuk yang tertera dikemasan hal itu berarti didalam perutnya saat ini ada makhluk hidup yang tumbuh disana.
Ia ..
Hamil.Dan bayi ini adalah anak Abdi.
Aliya menghapus air mata yang jatuh dipipinya. Apa yang harus ia katakan pada kedua orang tuanya dan Langit kekasihnya?
Ia malu dan merasa dirinya sebuah kotoran yang tak pantas hidup.
"Maafin aku.." ujar Aliya dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Tok..tok..tok
Suara ketukan dipintu membuatnya terkejut lalu dengan cepat menghapus air matanya.
"Iya?!" Teriak Aliya.
"Kak Aliya sarapan! Udah siang nanti telat!" Teriak Alysa, adiknya dari luar kamar mandi.
"Iya sebentar!" Balas Aliya.
Dengan cepat Aliya memasukan testpack tersebut kedalam saku dan berjalan keluar untuk sarapan dan berangkat menuju sekolah.
-
Teriakan beberapa guru yang menyuruh murid-murid agar berlari dengan cepat memasuki sekolah membuat Aliya tersadar bahwa ia sudah sampai disekolahnya."Aliya sekolah dulu. Papah hati-hati," ujar Aliya sambil mencium tangan Papahnya.
"Iya sayang," balas Gundar.
Gadis itu lalu turun dari mobil yang membawanya ke sekolah lalu berjalan memasuki kelas dengan tubuh yang tak bersemangat.
Entah lah akhir-akhir ini ia sangat tidak bersemangat dan tubuhnya terasa tidak enak.
"Aliya!" Panggil seseorang dari arah belakang. Aliya pun menoleh dan mendapati Langit tengah tersenyum sangat manis.
Ya, setidaknya senyum Langit bisa menenangkannya.
"Chat aku nggak kamu bales. Kenapa?" Tanya Langit.
"Semalem ketiduran dan pagi ini kesiangan," balas Aliya dengan cengiran dibibirnya. Langit pun mengacak rambut gadis yang umurnya lebih tua darinya itu dan berstatus kekasihnya.
"Dasar ," balas Langit.
Kemudian keduanya berpisah karena memang kelas Aliya sedikit jauh. Sedangkan kelas milik Langit hanya tinggal beberapa langkah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Teen FictionAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...