Hari ini adalah hari sabtu, dimana seperti kegiatan rutinnya, Alysa akan mengunjungi tempat seseorang yang sangat ia sayangi.
"Mah, Pah, Alysa berangkat dulu , ya." Pamitnya tak lupa mencium tangan kedua orang tuanya.
"Jangan lama-lama!" Ingat Mamahnya yang diacungi jempol olehnya.
Alysa kemudian berjalan keluar rumahnya, menaiki ojek online yang ia pesan lalu pergi.
Ia lalu sampai ke tempat yang ditujunya, terlihat papan bertuliskan 'TAMAN PEMAKAMAN UMUM'
"Makasih , Bang!" Ucap Alysa tak lupa memberikan ongkos kepada sang ojek.
"Neng, nggak takut ziarah pagi-pagi gini. Sepi tau neng," ujar sang supir ojek sambil menerima helm yang Alysa berikan.
"Yaelah bang, dulu mereka juga kan manusia. Saya mah biasa aja, nggak takut." Balasan Alysa membuat sang ojek mengangguk kagum.
"Hebat, jarang-jarang anak cewek berani kayak eneng. Saya mah ogah, harus rame-rame." Alysa kemudian tersenyum lalu memutuskan untuk segera masuk ke dalam.
Sebelum itu, ia menyempatkan untuk membeli sebuah bunga tabur dan air mawar.
Beberapa penjual memang sudah buka walau jam masih terbilang pagi. Ia tadi berangkat pukul 7 pagi dan perjalanan ke pemakaman memakan waktu 15 menit.
Suasana pemakaman memang sepi, siapa juga yang ingin ziarah pagi-pagi buta? Ya, cuma Alysa saja memang.
"Hallo Kak Aliya!" Sapa Alysa.
"Assalamualaikum," ucapnya sambil membelai nisan bertuliskan
'Aliya Chyara Shenna'.
"Kak! Alysa rindu kakak. Udah 2 tahun kakak pergi. Kamar kakak dikunci sama Mamah dan Papah. Katanya, biar kita semua bisa bangkit. Tapi, kakak nggak usah khawatir. Kita semua masih sangat sayang sama kakak." Alysa menceritakan tentang kejadian demi kejadian yang akhir-akhir ini terjadi.
"Alysa menang lomba debat kak. Ini kemenangan ke 30 sejak SMP kak!" Alysa bercerita.
"Oiya, Alysa kenal sama cowok namanya Angkasa. Aneh deh kak, dia kadang baik, kadang nyebelin. Andai kakak masih ada, mungkin Alysa nggak akan se galau ini kak."
Alysa kemudian menyudahi ceritanya. Tak lupa ia mengirimkan doa lalu menabur bunga dan menyiram air mawar.
Gadis itu lalu pergi meninggalkan makam sang kakak. Tujuannya saat ini adalah sarapan bubur ayam didepan komplek lalu pulang.
Ia memberhentikan sebuah angkutan umum yang melintas. Tumben sudah ada yang beroperasi dijam pagi seperti ini, terlebih dihari libur.
"Rajin amat mang!" Ucap Alysa kepada supir angkot yang ia naiki.
"Ya mau gimana lagi atuh neng, enggak makan kalau enggak narik." Alysa lalu mengangguk. Ia selalu mengucap syukur dalam hatinya kala melihat beberapa orang yang berjuang keras demi menopang hidup.
"Saya doain Mang, supaya rame yang naik." Harap Alysa yang di aminkan sang supir angkot.
Gadis itu lalu turun didepan komplek rumahnya. Pedagang bubur langganannya sudah terlihat dan tengah menatap kursi plastik.
"Beh bubur 1. Nggak pakai kacang, ladanya sama kecap agak banyak," ujar Alysa yang diacungi jempol sang pedagang bubur.
Mata Alysa memicing melihat sosok orang yang sangat ia kenali. Angkasa!
"Angkasa!" Panggil Alysa. Cowok itu terlihat baru saja ingin memasuki komplek.
Angkasa yang merasa dipanggil pun memberhentikan motornya didekat gerobak bubur lalu menghampiri Alysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Fiksi RemajaAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...