Leta menatap Alysa dengan tajam, ia melihat beberapa luka yang ia perbuat ditubuh gadis itu dengan bangga.
"Tinggal 1 hukuman buat lo. Dan mungkin hukuman yang akan membuat lo tenang selamanya," ujar Leta.
Gadis itu mengeluarkan pisau lipat dari sakunya, kemudian diarahkan tepat ke Alysa.
"Leta gue mohon, jangan Let!" Alysa memohon.
"Nggak akan sakit kok, percaya sama gue. Gue bakal langsung nusuk tepat ke jantung lo, " ucap Leta dengan senyum penuh arti.
Senyum yang jauh dari kata indah. Sangat menakutkan. Seperti beberapa film kriminal yang Alysa tonton.
"Selamat tinggal Alysa," ucap Leta lalu berlari sambil mengarahkan pisau tersebut ke arah jantungnya.
Alysa memejamkan matanya, ia berdoa semoga masih ada harapannya untuk tetap hidup. Jika tidak, ia akan sudah siap untuk bertemu kakaknya.
"Leta!!" Teriak seseorang yang berhasil membuat Leta berhenti dan menoleh.
Alysa yang mendengar itu pun membuka mata, betapa terkejutnya kala melihat sosok Angkasa yang sudah menahan Leta.
"Lo sakit Let!" Tegas Angkasa.
"Gue sayang lo," ungkap Leta.
"Nggak gini," balas Angkasa.
"Tapi cuma ini jalan satu-satunya supaya lo mau sama gue."
Angkasa lalu segera memerintahkan beberapa temannya untuk mengamankan Leta. Sementara dirinya berjalan menghampiri Alysa yang tubuhnya sudah dipenuhi beberapa luka.
Angkasa melepaskan jaketnya lalu memasangkannya pada tubuh mungil Alysa.
"Lo aman. Ada gue," ucap Angkasa sambil memeluknya.
Alysa pun membalas pelukan Angkasa. Ia sangat bersyukur cowok itu datang. Seperti layaknya pahlawan yang dikirim Tuhan hari ini untuk menyelamatkan nyawanya.
"Kita kerumah sakit," ucap Angkasa.
Ia pun segera membawa Alysa ke rumah sakit. Sementara teman-temannya mengurus Leta dan beberapa pengawalnya untuk dibawa ke kantor polisi.
Dijalan, Angkasa terus menggenggam tangan Alysa. Takut jika gadis itu akan hilang, padahal tentu saja tidak mungkin.
Alysa yang melihat itu memilih membiarkan. Toh mau protes pun rasanya tenaganya tidak cukup. Maklum saja selama diculik oleh Leta, ia tidak diberikan makan dan minum. Hanya disiksa setiap saat.
Sesampainya disana, Alysa langsung ditangani oleh dokter. Diberikan infus, disuntikan beberapa vitamin agar staminanya kembali dan luka-lukanya diobati.
Beberapa menit kemudian Tessa datang dengan orang tua Alysa. Angkasa lalu mencium tangan kedua orang tua Alysa.
"Sa Alysa mana?" Tanya Tessa dengan khawatir.
"Lagi ditangani dokter," balas Angkasa.
"Terima kasih," ucap Gundar kepada Angkasa karena telah menemukan dan menolong putrinya, yang dibalas anggukan serta senyum oleh Angkasa.
Laila kemudian memeluk Angkasa dan juga berucap terima kasih. Ia tidak tau bagaimana Alysa jika Angkasa tidak menolongnya.
"Keluarga Alysa?" Tanya seorang dokter membuat mereka semua menatap pria ber jas putih itu dengan penuh harap.
"Iya kami orang tuanya," ucap Gundar mewakili.
"Alysa sudah bisa dipindahkan ke ruang inap. Kondisinya sudah mulai membaik," ucap dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Teen FictionAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...