19- Idola

4.9K 495 37
                                    

Angkasa berjalan dengan satu tangannya yang dimasukan kedalam saku. Akhirnya ia kembali lagi dengan aktivitasnya sehari-hari, yaitu berkesekolah setelah kemarin sudah izin karena liburan.

Beberapa mata menatapnya dengan terang-terangan, entah untuk memujinya dengan suara sedikit keras atau bahkan membicarakan perihal ia dan Leta ada hubungan apa.

"Angkasa!" Panggil seseorang dari arah depan, Angkasa kemudian melihat siapa pelakunya. Yang ternyata Barram dan Saka.

"Enak lo , ya liburan. Nih kita pusing ujian," keluh Saka.

"Belajar mangkanya," balas Angkasa.

"Udah belajar tapi nggak masuk ke otak," sahut Barram.

"Eh iya lo nggak lupa kan kalau ada pertandinhan futsal nanti," ingat Saka.

Angkasa kemudian mengangguk. Ia tau ada perlombaan itu, dan dirinya pun mengikutinya. Lomba terakhirnya dibangku SMA.

"Lombanya di SMA Garuda Pertiwi," ucap Barram.

Angkasa kemudian berfikir sejenak, ia jadi mengingat Alysa dan scraft yang akan diberikannya pada gadis itu.

"Angkasaa!!" Panggil seseorang lagi dari arah belakang. Angkasa tau suara siapa itu.

Leta. Ia sudah bisa menebak, gadis itu yang memanggilnya. Cowok itu lalu menatap ke arah dua sahabatnya secara bergantian.

"Lo urus deh," perintahnya lalu pergi dengan cepat. Membuat Saka dan Barram hanya bisa menggelengkan kepala.

"Angkasa! Kok lo pergi sih!" Ucap Leta.

"Eits! Mohon untuk tidak dikejar, berikan Angkasa ruang," ucap Barram.

"Awas! Gue perlu ngomong sama dia," balas Leta sambil menyingkirkan tangan Saka dan Barram yang menutupi jalannya.

"Ngomong aja sini sama gue, gue pasti dengerin kok." Saka berucap dengan lembut sambil memberikan tatapan jahilnya.

"Apaansi lo!" Balas Leta dengan galak.

"Duh galak banget, gemes." Saka terus saja menggodanya.

"Fakboi sedang beraksi," sahut Barram melihat tingkah laku Saka.

Saka memang sering kali mendekati banyak gadis tapi tidak dijadikannya kekasih. Mantannya juga banyak diantara mereka bertiga.

"Minggir Saka! Gue injek kaki lo nih!" Ancam Leta.

Saka tidak pun gentar sama sekali, ia malah menarik Leta dan membawanya pergi entah kemana. Meninggalkan Barram yang hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Dasar anak muda," ucapnya.

--
Alysa sedang menyantap bakso yang ia pesan dikantin. Pulang sekolah kali ini ada yang berbeda karena Tessa melarangnga langsung pulang dan meminta untuk ditemani menonton pertandingan futsal, yang dimana Afkar juga bermain untuk mewakili sekolahnya.

"Alysa! Malah makan lagi, bukannya nonton." Tessa datang menghampirinya dengan wajah penuh peluh.

"Males ah, rame." Jawab Alysa acuh.

"Kalau sepi bukan nonton pertandingan, tapi uji nyali." Tessa menjawabnya dengan sewot.

Gadis itu lalu duduk dan mengambil es jeruk milih Alysa dan meminumnya.

"Lo haus apa doyan?" Tanya Alysa kala melihat Tessa begitu rakus.

"Dua-duanya. Capek teriak-teriak," balasnya.

"Lagian ngapain teriak?" Tanya Alysa.

"Dari pada lo, bukannya dukung malah makan." Balasnya dengan sambil menatap Alysa.

Angkasa & Alysa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang