Alysa melangkahkan kakinya dengan terburu-buru, 5 menit lagi gerbang sekolahnya akan tertutup. Ya, hari ini ia sudah bisa kembali bersekolah karena kondisinya sudah pulih.
"Selamat Pagi Bapak," sapa Alysa pada seorang guru piket yang hari ini berjaga didepan gerbang untuk memperhatikan siapa-siapa saja siswa ataupun siswi yang terlambat.
"Alysa pakai dasi kamu!" Tegasnya yang langsung diangguki gadis itu.
Alysa kemudian berjalan menuju kelasnya dan melemparkan tasnya ke atas meja lalu kembali keluar untuk mengikuti upacara bendera.
"Ayo ayo ayo! Cepet Alysa!" Tegas Pak Kasep
"Iya Pak," balasnya.
Alysa berlari sambil menyimpulkan dasinya yang belum terpakai.
"Permisih... orang cantik mau lewat," ucap Alysa yang justru mendapatkan sorakan dari teman-temannya.
"Lo udah masuk?" Tanya Tessa tepat saat Alysa berdiri disebelahnya.
"Iya. Buktinya gue udah disini," jawab Alysa dan kemudian merapihkan seragamnya saat selesai membuat simpul dasi.
Ia lalu menatap ke arah depan, merasa kesal karena upacara tidak juga dimulai sedangkan panas matahari sudah mulai menyengat ke permukaan kulit.
"Baik, sebelum upacara dimulai seperti biasa buat yang tidak lengkap harap maju kedepan," perintah seorang guru yang pada hari ini menjadi pembina upacara.
Alysa kemudian melangkah maju kedepan. Baru masuk, sudah kena hukuman. Tapi baginya hal itu menyenangkan. Dalam prinsipnya, kapan lagi kita merasakan seperti ini? Semua hanya akan terjadi pada masa sekolah. Dan Alysa sangat menikmati setiap hukuman yang diterimanya.
"Alysa Cyrathana Shaima, baru masuk sekolah sudah mendapat masalah," ujar wali kelasnya.
"Upacara akan lebih menyenangkan Bu liat saya didepan gini," ucap Alysa sambil tertawa. Sementara teman-temannya yang dibarisan sibuk menyorakinya lantarakan gadis itu berkata cukup kencang.
"Jawab aja ,ya kamu," ucap sang guru.
Upacara kemudian berjalan dengan lancar. Dari banyaknya murid hanya 5 orang yang tidak memakai pakaian lengkap, dan Alysa termasuk diantaranya.
Setelah usai, semua murid yang tidak memakai atribut dengan lengkap diminta untuk tetap berada dilapangan. Diantara semuanya, hanya Alysa yang memasang wajah santainya.
"Santai aja , nggak usah panik," ujar Alysa pada seorang adik kelasnya yang memakai jilbab. Ia tau, anak itu pasti tergolong anak baik-baik yang menjaga dirinya supaya jauh dari hukuman dan masalah disekolah.
"Paling Bu Puji cuma nyuruh bersihin perpustakaan. Tapi kalau lo baru pertama, paling disuruh pungutin sampah sebanyak 30," ujar Alysa memberitahu. Ia memang sudah hafal setiap hukuman yang diberikan. Maklum saja, semuanya sudah ia rasakan. Tahap per tahapan.
Tak berapa lama seseorang yang sedang dibicarakan pun menghampiri mereka. Ia memperhatikan wajah mereka masing-masing, lalu berhenti kala menatap Alysa.
"Kenapa bu? Saya cantik , ya?" Tanya Alysa dengan tingkat percaya diri yang tinggi.
"Enggak.. ibu heran aja, kayaknya kamu seneng banget kena hukuman," ucap Bu Puji keheranan.
"Saya kan pengunjung setia ruangan ibu, penggemar menerima hukuman dari ibu," balas Alysa sambil menaikan turunkan alisnya.
Bu Puji kemudian menggelengkan kepalanya dengan frustasi. Menghadapi murid semacam Alysa memang harus menyiapkan kesabaran dengam ekstra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...