Alysa menutup wajahnya, menumpahkan semua tangisannya. Sampai akhirnya, suara bel rumahnya membuat gadis itu mau tidak mau bangkit.
Ia menghapus sisa-sisa air mata dipipinya, menarik nafas dalam-dalam lalu bersiap menemui siapa tamu yang datang diwaktu tak tepat seperti ini.
Alysa terkejut saat membuka pintu rumahnya dan mendapati sosok Angkasa, Langit serta Abdi.
Abdi. Bahkan untuk melihat wajahnya saja Alysa tak sanggup. Ia membayangkan betapa jahatnya cowok itu pada Aliya, kakaknya.
"Ngapain bawa dia?!" Tanya Alysa dengan wajah penuh amarah.
"Lys, bicaranya didalem aja ,ya?" Bujuk Langit sambil menatap gadis itu yang nyatanya adik dari seseorang yang sangat ia cinta. Pantas saja Langit melihat ada banyak kesamaan diantara keduanya.
"Ck! Nggak mau Lang!" Balasan Alysa membuat Angkasa menghela nafasnya.
"Lys..." ucap Angkasa dengan pelan dan halus. Berharap Alysa mau menerima kehadiran Abdi dan mendengarkan penjelasna cowok itu.
"Diem! Nggak usah ngomong! Aku cuma mau dengerin Langit!" Tegas Alysa.
Langit yang mendengarkan hal itu kemudian mengisyaratkan Angkasa dan Abdi untuk diam dan menyerahkan semuanya pada dia.
"Yaudah ayo, gue yang ngomong Lys." Bujuk Langit.
Mereka semua kemudian masuk. Duduk diruang tamu dengan masing-masing yang sama-sama bungkam.
"Kita udah tau Lys, lo adik Aliya. Seperti yang lo tau, gue juga adalah salah satu orang yang ikut frustasi saat tau Aliya udah nggak ada." Langit menatap Alysa dengan penuh kasih sayang.
Melihat Alysa dengan mata sembab dan wajah berantakan membuat Langit merasa bahwa Alysa adalah gadis terapuh didunia ini. Padahal sebelumnya, gadis itu terlihat kuat dan ceria.
Ia jadi ingat waktu Aliya yang selalu menceritakan betapa luar biasa adiknya. Sayangnya dulu, gadis itu tak pernah menyebutkan siapa sosok adik hebatnya. Lalu, beberapa tahun berlalu ia kemudian bertemu dengan gadis hebat yang diceritakannya waktu itu.
"Kalau bukan karena lo!" Ucap Alysa sambil menunjuk Abdi. Yang ditunjuk pun hanya bisa diam dan menerima kemarahan Alysa.
"Kak Aliya ada disini Di! Lo tau nggak? Lo adalah cowok paling brengsek yang pernah gue kenal. Jujur, gue nyesel percaya sama lo dan merasa bahwa lo adalah cowok baik. Ya, mungkin bener kata Angkasa. Lo emang cowok bajingan!" Alysa berucap dengan menggebu-gebu sambil air matanya terus terjatuh.
"Maafin gue Lys.." Abdi berucap dengan rasa bersalah.
"Maaf nggak akan buat kak Aliya ada disini!" Tegasnya.
"Lo udah tau penyebab kematian Aliya adalah Abdi? Kata Angkasa, lo nggak percaya sama ucapan dia." Langit menatap Alysa dengan bingung.
Gadis itu kemudian melemparkan kotak yang berisi semua bukti hingga ia percaya pada ucapan Angkasa.
"Itu kotak peninggalan terakhir kak Aliya. Gue nemuin itu dikamarnya. 2 tahun gue dan keluarga nggak tau dibalik bunuh dirinya kak Aliya. Dan ternyata, karena cowok bajingan yang udah gue anggap kakak ini!" Alysa menatap tajam Abdi.
Angkasa yang melihat Alysa merasakan bahwa gadis itu memang sedang sangat marah. Ingin sekali memeluknya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja karena ada dirinya.
Ia hanya bisa menghela nafas dan menatap Alysa dengan tatapan hangat.
Langit membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat isi kotak tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Fiksi RemajaAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...