Angkasa memperhatikan Alysa yang tengah memasak diapartemennya.
"Lo ada kaos nggak? Gue pinjem dong! Gue nggak bisa masak pake kemeja gini." Pinta Alysa kemudian Angkasa mengangguk lalu memberikan kaos hitam polos kepada Alysa.
Alysa lalu berjalan menuju kamar mandi lalu mengganti pakaiannya. Setelah itu ia kembali meneruskan masaknya.
Kali ini ia akan membuat pasta yang resepnya buatannya sendiri. Ia memang suka memasak, dan Mamahnya adalah guru masak terhandal yang selalu mengajarinya.
Alysa mengikat rambut panjangnya agar leluasa saat memasak. Dan hal itu membuat Angkasa terpaku. Alysa begitu cantik.
Detak jantungnya pun tak beraturan, ia terus menatap Alysa yang terlihat sangat cantik.
"Lo masih liatin gue kayak gitu, gue colok mata lo pake cabe," ujar Alysa namun matanya masih tetap memotong bahan-bahan.
Angkasa yang mendengar hal itu kemudian berusaha menetralkan sikapnya kemudian mengalihkan padangannya pada sebuah televisi yang ia nyalakan dan menampilkan sebuah film action.
Sementara Alysa tertawa melihatnya. Angkasa sungguh manis jika sedang salah tingkah.
Namun bohong jika Angkasa tidak menatap ke arah Alysa lagi. Cowok itu tetap memperhatikan Alysa memasak.
"Gue tau gue cantik, tapi kalau lo liatin gitu berasa lagi kontes masak jadinya. Nggak konsen gue!" Ucap Alysa.
"Kebanyakan peraturan lo," balas Angkasa.
Cowok itu kemudian memutuskan bermain ponselnya. Kali ini ia berusaha menyibukkan diri.
Sampai akhirnya Alysa menyelesaikan masaknya. Gadis itu lalu membawa dua piring pasta ke tempat dimana Angkasa berada.
"Nih," ucap Alysa sambil memberikan salah satu piring kepada Angkasa.
Angkasa lalu menerimanya dan kemudian menyuapkan sesendok pasta buatan Alysa.
Ia lalu terdiam, kala merasakan bahwa masakan Alysa begitu enak.
"Gimana? Enak an? Nggak kalah lah sama restaurant mahal." Alysa berucap sambil menatap wajah Angkasa yang tanpa ekspresi.
"Biasa aja," balas Angkasa.
Alysa menaikan alisnya sambil menatap Angkasa begitu dalam lalu tersenyum.
"Jujur aja kali, nggak usah gengsi."
Angkasa lalu membalas menatap Alysa. Tatapannya berbeda dari biasanya. Kali ini sungguh menenangkan dan lebih lembut. Berniat mengalihkan ucapan Alysa agar tidak menuduhnya gengsi.
"Lo ngapain sih liatin gue kayak gitu?!" Tanya Alysa dengan salah tingkah.
"Salah tingkah? Tau kok, mata gue emang indah. Nggak usah malu gitu," balas Angkasa yang membuat Alysa tertawa.
Tidak bohong memang mata Angkasa begitu indah hingga membuatnya terpaku dan malu.
"Percaya diri sekali," jawab Alysa.
"Cantik," ucap Angkasa singkat dan pelan sambil meneruskan makannya.
Yang ia maksud adalah wajah Alysa begitu cantik jika diperhatikan dari dekat. Namun tak disangka gadis itu mendengarnya.
"Gue tau kok gue cantik, banyak yang bilang." Alysa membalas ucapan Angkasa sambil berbisik ditelinga cowok itu.
"Gue nggak bilang lo cantik," jawab Angkasa berbohong.
"Ngomong aja kali. Dari tadi gengsi banget kayaknya Pak."
"Gue lagi muji pemain filmnya." Angkasa berucap sambil matanya fokus pada layar televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Ficção AdolescenteAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...